GOWA, UJUNGJARI.COM — Pada 30 Maret 2023 seorang warga Dusun Bolangi, DesaTimbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa tetiba menghilang. Tak ada yang tahu kemana rimba Sarman (34) sejak akhir maret itu. Padahal pihak keluarganya telah mencari kemana-mana namun tidak diketahui keberadaannya.
Hingga pada Kamis (27/4) sekira pukul 13.00 warga dusun digegerkan adanya penemuan mayat lakilaki dengan kondisi bagian kepala sudah menjadi tengkorak sementara tergantung di sebuah dahan pohon dekat batu besar di hutan Bolangi yang berlokasi di atas gunung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mayat yang menurut warga Bolangi adalah mayat Sarman yang sebulan lalu telah menghilang itu, memakai baju kaos polos warna coklat dan bercelana warna gelap. Lokasi dimana mayat ditemukan tergantung kurang lebih 100 kaki di atas gunung Bolangi. Sementara jarak tempuh dari jalan area pemukiman warga ke TKP berkisar 3 kilometer (untuk jalan menanjak menuju TKP berkisar 1,5 Km) dengan berjalan kaki sebab kendaraan tidak bisa digunakan ke lokasi meski itu sepeda motor.
Kondisi medan menuju lokasi TKP sangat curam, licin berlumpur dan menanjak sehingga untuk sampai kesana harus dalam posisi mendaki.
Kanit Reskrim Polsek Bontomarannu Iptu Lenny Sefyanda yang menerima laporan warga terkait adanya penemuan mayat yang sudah setengah tengkorak itu kemudian langsung menuju TKP bersama sejumlah personel Polsek dibantu personel Polsubsektor Pattallassang.
Dengan jarak tempuh lebih tiga kilometer sambil berjalan kaki, Kanit Reskrim Iptu Lenny tiba di lokasi dan melihat kondisi korban yang sudah sangat memilukan hati. Di TKP, kondisi tubuh korban sudah membusuk. Daging pada kaki kiri bawah lutut sudah tidak ada, hanya tersisa tulang tengkorak. Kepala sudah mengering dan tersisa batok tengkorak.
Mayat korban tergantung ini disebutkan ditemukan pertama kali oleh kakaknya bernama Naba (41) yang kemudian langsung melaporkan kepada Kepala Dusun Bolangi Asriadi (31) dan kemudian Kadus meneruskan laporan tersebut ke Kepolisian.
Menurut keluarga korban, korban mulai hilang dan dicari oleh pihak keluarga sejak 30 Maret 2023 lalu. Semua warga kampung melakukan penyisiran di beberapa titik namun tidak menemukan jejak korban. Dan Kamis siang ini barulah jazad korban berhasil ditemukan dan dalam kondisi tergantung di sebuah dahan dekat batu besar.
Dalam proses pendakian menuju TKP, Kanit Reskrim Polsek Bontomarannu bersama anggotanya sempat kewalahan. Pasalnya, jalan yang curam ditambah kondisi jalan yang licin karena tengah hujan rintik.
Setiba di TKP, Iptu Lenny langsung mengerahkan anggota untuk memasang garis polisi di sekitar penemuan mayat dan berkoordinasi dengan Reskrim Polres Gowa serta Tim Dokpol.
“Setiba di TKP kami langsung memasang garis polisi sambil menunggu Tim Identifikasi dari Polres Gowa dan Tim Dokpol dari Polda Sulsel,” kata Iptu Lenny.
Iptu Lenny juga mengatakan, sesuai keterangan Kepala Dusun Bolangi bahwa mayat langsung dikenali sebagai Sarman yang telah hilang sebulan lalu dengan ciri-ciri yang ditandai oleh warga adalah baju yang sering dipakai korban, topi dan badik milik korban. ‘Para warga yakin itu adalah Sarman yang selama ini mereka cari karena sudah menghilang sejak 30 Maret 2023 lalu.
“Jadi warga menandai bahwa korban adalah Sarman dari bajunya, topinya dan badik korban. Mereka langsung bilang itu adalah Sarman. Untuk itu kita akan serahkan ke pihak Dokpol dan Identifikasi untuk memeriksa jazad korban, ” kata Iptu Lenny.
Sekitar pukul 17.00 Wita, jazad korban mulai dievakuasi dan dibawa keluar TKP dengan ditandu oleh petugas. Rencananya jazad korban akan dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan outopsi. Namun dalam perjalanan dari tempat penemuan menuju jalan besar perkampungan, pihak keluarga korban menahan petugas dan minta tidak usah dilakukan autopsi kepada jazad korban.
Seperti dikatakan salah seorang ipar korban bernama Hj Asseng. Kepada pihak Kepolisian, Hj Asseng mewakili keluarga melakukan penolakan autopsi untuk korban.
“Janganmi Pak, janganmi ditau itu penyebabnya janganmi. Cukup dibawa saja ke rumah, ” kata Hj Asseng ke petugas.
Kondisi sempat memanas karena sepupu korban bertahan menolak untuk autopsi dan kondisi sempat dipadati pihak keluarga yang berkumpul hampir 100-an orang. Namun setelah diberi pengertian oleh Kanit Reskrim Iptu Lenny, Hj Asseng akhirnya menyerah sehingga petugas pun langsung bergerak membawa jazad korban menuju RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan rangkaian kebutuhan penyidikan.
Sampai berita ini diterbitkan belum diketahui pasti apa penyebab kematian korban. Apakah betul melakukan gantung diri atau hal lain, belum ada yang tahu. Yang jelas korban sudah meninggal dunia hampir satu bulan karena hilang tanggal 30 Maret dan baru ditemukan Kamis 27 April ini. Hal yang membuat janggal karena posisi jazad korban lehernya dijerat tali sementara kedua kakinya bertumpu di tanah. Sementara topi dan badik yang ada didekat korban juga janggal meski awalnya pihak keluarga mengira benda itu milik korban.
Pihak keluarga pun belum bisa dimintai keterangan karena masih dirundung histeris pasca penemuan mayat tersebut. –