MaKASSAR, UJUNGJARI.COM — Lorong Wisata (Longwis) Melati atau biasa disebut Longwis Jincheng terletak di Jalan Kodingareng Lorong 188 Kecamatan Wajo Kota Makassar.

Memasuki kawasan ini, pemandangan sedikit terlihat berbeda dari lorong wisata lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Longwis ini memiliki gaya khas sendiri berupa budidaya tanaman obat keluarga atau toga dan sayur mayur.

Sepanjang lorong terdapat beberapa jenis tanaman obat dan sayur mayur yang dapat dikomsumsi sendiri oleh warga sekitar, serta dipasarkan sesuai pesanan para pelanggan.

Keunikan lainnya di lorong wisata ini yaitu terdapat terapi ikan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Terapi ikan ini bisa mengangkat sel kulit mati dan merangsang sel kulit yang baru, mengurangi rasa gatal, flek hitam dan bekas luka pada kaki.

Penamaan melati atau Jincheng sendiri memiliki sejarah tersendiri. Dimana, sebelumnya terdapat tanaman melati di sepanjang lorong.

Namun tanaman melati itu mulai berguguran dan tidak subur lagi. Oleh warga setempat, kemudian melakukan mengalihkan lahan-lahan sempit dari tanaman melati menjadi budidaya sayur mayur untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Menurut Dewan Lorong Jincheng, Lukman, untuk produksi tanaman obat dan sayur mayur sendiri, memiliki jangka waktu panen yang bervariasi.

“Keunggulanya kita adalah tanamannya, ada tanaman hias, tanaman obat dan sayur mayur. tanaman yang dimaksud seperti siri, jahe, lengkuas, kacang hijau, kangkung, bawang merah, bawang putih, bawang dayak. Ada juga sawi pakcoy, selada dan sayur okra dengan tiga jenis metode penanaman. Aquaponik, mikro green, dan hindroponik,” ungkap Lukman.

Sementara itu, Ketua RW 4, Husnah menjelaskan lorong wisata ini memiliki kearifan lokal dan khas sendiri dengan membudidayakan tanamam obat dan sayur mayur.

“Kita berharap pasti, lorong wisata ini bisa membawa berkah bagi warga sekitar. Paling tidak, tanaman ini bisa mengurangi pengeluaran warga. Dengan mengkonsumsi sendiri sayur mayurnya. Kan lumayan ini kalau begitu. Sayur itu mahal nah hitungannya kalau dikalkulasi tiap hari,” jelas Husnah.

Tak hanya tanaman toga dan sayur mayur, warga juga membudidayakan lobster dan ikan hias.

Di lorong ini juga terdapat pelaku usaha mikro kecil menengah atau (UMKM) dengan ciri khas berbeda, yakni satu rumah satu resep yang didapatkan secara turun temurun. (*)