JAKARTA, UJUNGJARI.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak ratusan penyuluh pertanian lapangan atau PPL untuk menjadikan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai wilayah tersubur dalam meningkatkan produktivitas.
Menurutnya, Sulsel adalah wilayah yang memiliki potensi besar dalam memperkuat ketersediaan pangan nasional.
“Oleh karena itu memang target Sulawesi Selatan itu harus menjadi contoh Indonesia dan nggak boleh kalah dari daerah lain dan negara lain karena kita punya alam yang bagus,” ujar SYL saat membuka rapat kerja wilayah Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesa (Perhiptani) Sulawesi Selatan, Senin, 17 April 2023.
SYL mengatakan, pertanian adalah sektor yang paling menjanjikan mengingat banyak orang di seluruh dunia memerlukan makanan. Apalagi, pertanian juga menjadi satu-satunya sektor yang mampu tumbuh disaat semua negara termasuk Indonesia dilanda krisis dunia.
“Tentu kita bersyukur memasuki Ramadhani dan lebaran nanti alhamdulillah ketersediaan pangan kita dalam kondisi aman. Dan itu berat kerja keras kalian (PPL) kerja keras kita bersama,” katanya.
Karena itu, SYL mengajak semua pihak, termasuk para Bupati dan Gubernur untuk mendorong peningkatan produktivitas dari tahun ke tahun melalui peran penyuluh yang ada di masing-masing wilayah kerjanya.
Untuk diketahui, Kementan saat ini membuka fasilitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai akses permodalan bagi semua orang yang mau bergerak di bidang pertanian.
“Kamu tahu nggak kalau 70 tahun kemerdekaan Indonesia? Produktivitas tertinggi yang ada secara nasional ini baru di tahun kita. Covid dan krisis global bahkan tidak menjadikan pertanian menurun,” katanya.
Sebagai informasi, panen padi di Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2023 mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras.
Sedangkan untuk perkiraan panen padi di bulan April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras.
Adapun untuk bulan Mei perkiraannya mencapai 85.576 hektare, dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.
Secara umum, gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas Baku Sawah seluas 654.818 hektar dengan luas panen mencapai 1.038.084 hektar dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton Beras.
Ketua DPW Perhiptani Sulsel, Kemal Redindo Syahrul Putra mengatakan bahwa Penyuluh Pertanian Lapangan akan terus mendukung program pemerintah dalam memajukan sektor pertanian yang lebih kuat, mandiri dan modern. Salah satunya dengan pendampingan petani secara berkelanjutan.
“Kami berkomitmen mengawal petani di Sulawesi selatan sebagai daerah lumbung pangan nasional khususnya beras. Apalagi Sulsel selama ini menjadi daerah subur dengan peringkat produktivitas keempat di indonesia. Dan capaian ini tidak lepas dari peran penyuluh Indonesia. Penyuluh sebagai kekuatan besar dalam membangun pertanian,” katanya.
Ketua DPP Harian Perhiptani, Fathan Arsyid mengatakan bahwa fokus utama yang akan dibangun perhiptani di antaranya mengembangkan koperasi sebagai solusi pasti dalam menangani kurangnya pasokan pupuk akibat perang rusia yang bergejolak.
“Saya yakin kalau kita punya instrumen koperasi petani maka Insyaallah semua masalah petani, termasuk masalah pupuk dapat kita jawab bersama,” jelasnya.