Site icon Ujung Jari

Petinju Sulsel Wakili Indonesia di Kejuaraan Dunia, Harpen Reza Ali: Semoga Ukir Sejarah

MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Petinju Sulawesi Selatan (Sulsel), Yoshua Holy Masihor, mewakili Indonesia tampil di kejuaraan tinju dunia yang akan berlangsung di Kota Tashkent, Uzbekistan. 28 April – 15 Mei 2023.

Ini merupakan sejarah baru bagi atlet tinju Sulsel bisa tampil bertarung di ajang bergengsi kelas dunia.

Petinju andalan Sulsel ini akan meninggalkan Makassar untuk bergabung bersama lima tim tinju nasional di jakarta usai lebaran Idulfitri. Selanjutnya akan dilepas oleh Ketua Umum PP Pertina Mayjen (P) Komaruddin Simanjuntak menuju Uzbekistan.

Yoshua Holy akan terbang bersama lima petinju dari enam daerah berbeda di Indonesia ke nagara pecahan Uni Soviyet itu.

Mereka adalah Delwin R Lusi wakil Nusa Tenggara Timur (NTT), turun di kelas 48-51 Kg, Rejeki Manalu (Sumatera Utara)  kelas 51-54 Kg, Gianlugi Kalaipupin dari Maluku Utara di kelas 57-60 Kg.

Dua petinju lainnya yakni Matius Mandiangan (DKI Jakarta) kelas 60 – 63,5 Kg dan M. Riko Prayogi asal Lampung di kelas 67-71 Kg. Sementara Yoshua akan turun di kelas 54-57 Kg.

Hal itu dijelaskan Ketua Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengprov Pertina) Sulsel Harpen Reza Ali. 

”Yosua akan mengikuti kejuaraan ‘IBA Men’s Boxing Word Championship 2023 di Uzbekistan’. Mohon doa seluruh masyarakat Sulsel. Semoga atlet kebanggan kita bisa pulang membawa hasil yang sempurna,” kata Harpen di Cafe Ombak, Makassar, Sabtu (15/4).

Putra tokoh olahraga nasional A Reza Ali ini sudah komitmen, meski tak ada perhatian, bantuan dan support anggaran dari KONI Sulsel maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, ia bertekad tetap akan membawa atlet andalannya ini bertarung hingga ke Mancanegara demi nama baik dan sirinya orang Bugis.

“Sudah ada konfirmasinya dari PP Pertina. Kita siap mengikuti kejuaraan tersebut. Kita tidak berharap banyak dari KONI Sulsel maupun Pemprov Sulsel. Bagi kami, ini kesempatan emas bagi atlet binaan kami untuk bisa tampil di kejuaraan dunia. Apalagi ini adalah sejarah baru yang ditorehkan atlet Sulsel bisa tampil di kejuaraan dunia,” tegas Harpen Ali.

“Ini bukan membawa nama pribadi, tapi membawa nama harum Sulsel dan Indonesia di kancah dunia. Saya kira kalau mereka sadar kami pergi membawa nama daerah dan bangsa, tanpa diminta pun KONI Sulsel wajib membantu sesuai komitmen dia waktu terpilih jadi ketua KONI. Termasuk Pemprov Sulsel juga. Wajib itu,” timpal Sekum Pengprov Pertina Sulsel, Sri Syahril.   

Yoshua Holy Masihor merupakan petinju muda andalan Sulsel. Prestasi atlet kelahiran 18 Maret 1999 ini cukup mentereng. Sudah puluhan prestasi ia ukir di atas ring.

Tidak hanya di event lokal, tapi juga nasional. Presasi tiga tahun terakhir yang diukir di antaranya meraih medali emas dan dinobatkan sebagai petinju terbaik nasional pada Pra PON di Ternate, Maluku Utara 2019. 

Sementara pada PON XX Papua 2021 lalu, Holy,  begitu ia akrab disapa meraih medali perunggu. Di babak semifinal ia harus mengakui keunggulan petinju penghuni Pelatnas asal Riau,  Ingatan Illahi yang saat saat ini menjadi salah satu petinju andalan Indonesia di SEA Games Kamboja, Mei mendatang.

Sehari-hari Holy dilatih langsung oleh ayahnya, Dufri Masihor,  mantan atlet nasional peraih medali emas SEA Games 1998 di Jakarta.

Pada Porprov Sulsel tahun lalu di Sinjai, Holy salah satu atlet yang tak terkalahkan. Semua lawan-lawannya tumbang tidak sampai tiga ronde. Ia meraih medali emas untuk Kota Makassar.

Bagi Holy, ia mengaku sudah siap fisik dan mental menghadapi lawan-lawan tangguh di kejuaraan tinju dunia nanti. Tampil di kejuaraan internasional merupakan kesempatan yang sangat langka untuk sulung dari lima bersaudara ini. Apalagi selama ini petinju Sulsel belum pernah tampil di event bergengsi ini. 

”Saya tidak menyangka bisa lolos. Ini kesempatan emas buat saya. Saya tidak hanya sekadar mengejar prestasi, tapi juga menambah pengalaman dan jam bertanding di atas ring. Apalagi lawan yang dihadapi nanti adalah petinju-petinju hebat dari seluruh dunia. Ini juga jadi ajang pemanasan bagi saya sebelum mengikuti Pra PON Juni 2023 dan PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendatang,” ujar Holy.

Holy sadar lawan yang akan dihadapi nanti merupakan petinju-petinju hebat dari berbagai negara. Khususnya tuan rumah, Uzbekistan. Apalagi ia mengaku masih buta dengan kekuatan lawan. ”Namun saya bertekad fight menghadapi siapapun lawan di atas ring,” katanya.

Jelang menghadapi kejuaraan ini Holy sudah mempersiapkan diri dengan matang. Ia dilatih khusus taktik dan strategi oleh ayahnya, Dufri Masihor. Sejak pulang dari PON Papua, Holy tak pernah berhenti latihan. Apalagi saat ini ia tengah menjalani training centre sejak awal Maret untuk persiapan menghadapi Pra PON yang akan berlangsung Juni nanti di Makassar.

“Holly bersama 20 petinju Sulsel sudah menjalani TC sejak awal Maret. Mereka rutin latihan. Secara fisik dan mental semua siap mengikuti kejuaraan apapun. Termasuk kejuaraan internasional,” sebut Dufri Masihor.

Sementara itu A Reza Ali, tokoh olahraga nasional yang hadir pada sesi bincang santai di Cafe Ombak memberi motivasi kepada Holy. Pengusaha sukses, mantan anggota DPR RI dan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pertina ini yakin Holy bisa meraih prestasi di kejuaraan dunia tinju amatir di Uzbekistan. (*)

Exit mobile version