ikut bergabung

Lantik Pengurus Remaja Masjid DMI, JK Ingatkan untuk Mengisi Ruang-ruang Kosong Umat Islam


PRIMA. Jusuf Kalla melantik pengurus Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI di Jakarta, Sabtu (`5/4). (Foto: Gunawan)

Nasional

Lantik Pengurus Remaja Masjid DMI, JK Ingatkan untuk Mengisi Ruang-ruang Kosong Umat Islam

JAKARTA,UJUNGJARI.COM – Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), melantik pengurus baru Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI, masa bhakti 2023-2027 di Gedung DMI, Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Sabtu, 15 April 2023.

Dalam sambutannya, JK mengimbau pengurus PRIMA DMI untuk mengisi ruang-ruang kosong atau sisi kekurangan yang dihadapi Ummat Islam di Indonesia saat ini. Salah satunya adalah kekurangan sumber daya manusia yang aktif sebagai enterpreneurship atau wirausaha.

“Kita harus mengakui jika kita kekurangan orang yang ingin jadi pedagang. Itu sisi kekurangan yang luar biasa,” kata JK dihadapan lebih dari seratus pengurus PRIMA DMI.

JK membandingkan dengan semangat Ummat Islam yang ingin menjadi politisi, anggota DPR hingga kepala daerah. JK juga menyebut tentang perkembangan sekolah-sekolah Islam, rumah-rumah tahfidz untuk mencetak hafidz.

“Saya yakin, kita tidak kekurangan akan itu. Tapi itu saja, kita kekurangan pedagang dan itu yang harus diisi,” tegas JK lagi.

Bagi JK, mengisi ruang kosong atau sisi kekurangan itu sangat penting dilakukan saat ini. Pasalnya, hal itu menjadi satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan akan kondisi perekonomian Umat Islam di Indonesia.

“Ini fakta saat ini. 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu Islam. Dia itu pak Chaerul Tanjung. 100 orang terkaya di Indonesia, hanya 5 orang Islam. Selebihnya adalah saudara kita dari etnis China,” ujar Ketua Umum PMI tersebut.

Baca Juga :   Cegah Money Politik, Cakades Batukaropa ini Bikin Sayembara

Namun JK menyadari, jika etnis China yang menguasai perekonomian di Indonesia bukan kesalahan mereka. Sebaliknya, JK menyalahkan semangat ummat Islam Indonesia yang tidak terlalu tertarik menjadi pengusaha. Selain itu, Ummat Islam cenderung kurang kreatif dan kurang bekerja keras seperti orang China dalam mengejar sesuatu.

Kondisi tersebut disayangkan oleh mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 itu, lantaran menilai Ummat Islam tidak mengikuti sunnah Rasulullah. Padahal bagi JK, Nabi Muhammad SAW lebih lama menjadi pedagang dibanding menjadi Rasul Allah.

Selain mengikuti sunnah Rasul, menjadi pedagang dinilai JK sebagai peluang Ummat Islam untuk hidup menjadi lebih makmur dan lebih baik. Dengan kemakmuran, maka Ummatn Islam lebih berpeluang untuk melaksanakan lima rukun Islam secara sempurna. Pasalnya, JK melihat, Ummat Islam yang mayoritas di Indonesia, lebih banyak hanya bisa melaksanakan tiga rukun Islam.

“Masih sebatas syahadat, shalat dan puasa. Tapi yang membayar zakat dan berhaji itu masih terbatas,” tegasnya lagi.

dibaca : 82

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Nasional

Populer Minggu ini

Arsip

To Top