Site icon Ujung Jari

Budi Daya Lele, Lobster, dan Ikan Air Tawar di Lorong Wisata Taego

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Lorong Wisata (Longwis) menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi.

Melalui lorong wisata, Pemerintah Kota Makassar mendorong aktifitas ekonomi masyarakat terus bertumbuh.

Sejauh ini, beragama usaha dan aktifitas ekonomi dilakukan dari lorong wisata.

Salah satunya seperti yang dilakukan warga Jalan Sunu, Kompleks Unhas, Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo Makassar.

Warga yang tergabung dalam kelompok budidaya ikan air tawar dan lobster cukup sukses dalam mengelola usahanya.

Sejumlah ikan air tawar seperti nila dan lele berhasil kembangbiakkan. Bukan hanya untuk dikonsumsi, namun juga sudah dilempar ke pasar.

Ketua RW Kelurahan Lembo, Jamal
menerangkan melakukan budi daya ikan air tawar, termasuk lobster gampang-gampang sulit.

Kualitas, apalagi pH air harus tetap terjaga. Jika tidak, ikan bisa mati. Apalagi saat masih bibit. Butuh kerja sama dan kekompakan seluruh tim untuk bisa itu.

“Khusus ikan lele, pemeliharaannya saat masih bibit susah-susah gampang. Rentan kena penyakit. Kualitas dan pH air harus selalu terjaga. Bau terpal baru yang menjadi alas kolam saja bisa mempengaruhi pertumbuhan bibirnya,” jelas Jamal.

Beruntung, kelompok budidaya ikan dan lobster air tawar berjumlah 30 orang di Lorong Wisata Taego sudah punya pengalaman sehingga bisa mengatasi kendala yang ditemukan dalam memelihara ikan air tawar.

Budidaya ikan air tawar berlangsung tiga hingga enam bulan baru bisa panen.

Selama ini, kata Jamal, pihaknya sudah menikmati hasil panen. Selain dikonsumsi sendiri, sebagian bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga.

Dia pun mengaku, di awal-awal, penerapan program lorong wisata terasa cukup sulit. Apalagi dalam membangun kesadaran masyarakat untuk kompak dan bekerjasama. Namun secara perlahan namun, melalui pendampingan dari sejumlah OPD Pemkot Makassar, Lorong Wisata Taego terus berkembang.

Lurah Lembo, Arman menjelaskan, di Lorong Wisata Taego juga dilakukan budidaya tanaman komoditas.

Menggunakan lahan terbatas yang kosong aneka sayuran, bahkan padi, dibudidayakan.

“Mulai padi, pakcoy, selada, cabai, tomat, dan sejumlah tanaman lain dibudidayakan di Longwis Taego,” ungkapnya.

Dia menilai program budidaya tanaman komoditi di lobgwis sangat bagus menekan inflasi. Ketika harga pasar untuk komoditi seperti cabai cukup mahal, warga tidak perlu membeli. Cukup menikmati hasil panennya saja.

Diapun berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk merawat lorong wisata sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan bersama-sama. (*)

Exit mobile version