SURABAYA– Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf sebelumnya telah berkomitmen untuk menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah teritorialnya. Dalam upaya itupun, Pangdam siap untuk bersinergi dengan semua pihak.

Salah satu yang menjadi pantauan Pangdam saat ini, ialah maraknya aksi tawuran antarperguruan silat yang terjadi di Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dijelaskan Pangdam, kericuhan antarpesilat itu sebetulnya tak perlu terjadi hanya karena permasalahan kecil yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan baik.

Tak tanggung-tanggung, Mayjen TNI Farid Makruf pun bakal menyediakan ajang bergengsi bagi para pesilat untuk bisa menonjolkan bakatnya di tempat yang sudah disediakan.

“Segera kita gagas pak, piala Kapolda dan Pangdam. Cakep toh, tinggal nunggu kita adain. Dimana tempatnya, persyaratan seperti apa dan wasitnya disiapkan. Kita fair, syukur-syukur bisa menghasilkan atlet yang bisa sampai ke tingkat Internasional. Seperti atlet silat binaan saya yang sampai bertanding di Malaysia,” ungkap Mayjen Farid.

Jenderal bintang dua yang pernah berkarier di satuan Kopassus itu menambahkan, kekerasan maupun kericuhan antar perguruan silat yang terjadi di Jatim, sebetulnya tak perlu terjadi.

Bahkan, Pangdam pun menghimbau para pimpinan perguruan silat untuk ikut serta berpartisipasi menjaga stabilitas dan kondusifitas di Jawa Timur.

“Saya ingin perguruan itu abadi. Konvoi di jalanan sebisa mungkin tolong dihindari kalau memancing keributan. Seperti kemarin yang terakhir, saling lempar. Motor dibakar. Kalau kami nanti dibantu dengan CCTV, drone dan satelit kita pasti bisa temukan pelakunya. Dan kita berlakukan represif, pasti menderita. Kita tidak ingin itu terjadi,” tegas Pangdam.

Namun demikian, Pangdam meyakini jika perguruan silat di Jawa Timur mampu menjunjung nilai-nilai kehormatan dan kependekaran dengan sangat mulia. “Saya yakin, semua perguruan silat punya kepribadian dan kehormatan,” tegas Mayjen Farid Makruf, MA.

“Saya hanya menggambarkan. Akhir dari sebuah anarkisme itu kalau berujung pada tindakan hukum, pasti sengsara,” imbuh Pangdam V/Brawijaya. (bs)