BERKEMBANG pesatnya digitalisasi pada sistem komunikasi tentunya akan mengubah pola komunikasi yang terjadi di masyarakat. Banyak dampak negatif dan positif yang dihasilkan sehingga memerlukan sosialisasi kepada masyarakatnya untuk penggunaan media digital hingga media sosial secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Tulisan ini memaparkan mengenai pentingnya literasi digital di zaman sekarang. Karena literasi digital sangat diperlukan untuk mengatasi masalah mengenai IPTEK yang terus meningkat di dalam proses digitalisasi.
Maka dari itu, sebagai masyarakat, khususnya dilingkungan kampus, kita perlu membekali diri dalam penguasaan literasi digital guna memenuhi tanggung jawab dalam menggunakan media digital terutama dalam sistem belajar mengajar. Mulai dari murid hingga pengajar, zaman sekarang diharuskan untuk mampu menguasai dan mengikuti perkembangan IPTEK yang ada, agar tidak tertinggal.
SECARA garis besar, Internet adalah jaringan besar yang saling terhubung yang menghubungkan manusia dan komputer di seluruh dunia melalui telepon, satelit, dan sistem komunikasi lainnya. Internet dapat meningkatkan produktivitas seseorang untuk pengembangan kapasitas diri. Namun, menggunakan internet dengan berlebihan sangat tidak baik,terutama yang digunakan untuk hal-hal negatif dan tidak berguna.
Singkatnya, internet adalah media yang memungkinkan sebuah proses komunikasi yang bisa berjalan secara efisien dengan tersambungnya perangkat ke beragam aplikasi (Onno W. Purbo).
Tidak hanya di Samarinda, secara mendunia pun IPTEK pasti dapat mempengaruhi seseorang secara positif maupun negatif. Fenomena digitalisasi khususnya saat ini masih terus berlanjut. Para pemerintah juga berbondong-bondong menggandeng teknologi untuk merangkul warganya secara virtual.
Maka dari itu, saat ini literasi digital sangat penting untuk penggunanya dalam memanfaatkan media digital. Media digital yang dimaksud ini meliputi jaringan internet, alat komunikasi, dan lain sebagainya. Literasi digital sendiri adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas dan diakses melalui alat computer (Paul Gilster). Maksud pengetahuan literasi digital adalah kemampuan untuk mengumpulkan, menggunakan, dan memanfaatkan media digital secara bijak.
Sebagai contoh nyata, ada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Samarinda yang hadir di lingkungan masyarakat untuk memberikan edukasi bahwa dengan memanfaatkan teknologi digital, masyarakat bisa meningkatkan ekonomi, sesuai dengan kemampuan diri masing-masing.
Untuk menjadi lebih produktif, pengguna media digital harus mengenali potensi diri, kemudian menjadikan potensi tersebut sebagai produk digital, dan konsisten mengembangkan potensi tersebut. Contohnya seperti Jerome Polin, ia mendapatkan beasiswa di Jepang dan membuat vlog kesehariannya di Jepang. Berkat konsistennya dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan rajin membuat konten, sekarang ia mendapatkan penghasilan sendiri dengan nominal yang cukup besar sebagai youtuber dan content creator.
Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel yang ditulis ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar dapat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini ditujukan bagi para komunitas yang tidak hanya memiliki tujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet (Diskominfo Samarinda, 2022).
PEMBAHASAN
Perkembangan pesat dalam sistem komunikasi yang ada di dunia pastinya akan mempengaruhi perkembangan sistem komunikasi yang ada di Indonesia. Sebelum adanya media massa, sistem komunikasi di Indonesia hampir tertinggal. Misalnya dengan peralatan media tradisional atau melalui komunikasi face to face yang tentunya sekarang pun masih ada di beberapa daerah yang menggunakan sistem komunikasi tradisional tersebut.
Bentuk revolusi yang nyata terlihat tidak lain dan tidak bukan adalah dengan adanya digitalisasi. Mulai dari anak remaja hingga dewasa, sangat banyak sekarang yang menggunakan internet, smartphone, dan media digital lainnya untuk berkomunikasi. Berdasarkan data yang ada di bawah, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212,9 juta pada Januari 2023.
Ini berarti sekitar 77% dari populasi Indonesia telah menggunakan internet. Jumlah pengguna internet pada Januari 2023 lebih tinggi 3,85% dibanding setahun lalu. Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 205 juta jiwa. Indonesia berada di urutan keempat dalam daftar ini. Kemudian, tercatat ada 192,15 juta pengguna smartphone di dalam negeri sepanjang tahun lalu. (sumber: https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-smartphone-indonesia-terbesar-keempat-dunia-pada-2022). (sumber : https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-internet-di-indonesia-sentuh-212-juta-pada-2023)
Ini yang menjadi fenomena baru dalam sistem komunikasi Indonesia, tentunya ini memperlancar sistem komunikasi yang ada di Indonesia. Tetapi tidak hanya itu, perkembangan digitalisasi ini juga memiliki dampak positif, seperti dapat digunakan untuk berdakwah, dapat mencari informasi dengan mudah, dan tentunya membantu kegiatan komunikasi.
Namun, Komunikasi menggunakan smartphone dan internet ini telah menurunkan minat baca masyarakat. Dalam hal ini, komunikasi menggunakan smartphone tentunya memiliki dampak buruk dikarenakan budaya baca yang sudah terancam. Fenomena digitalisasi ini tentunya menjadi salah satu potret dampak perkembangan komunikasi.
Maka dari itu, saat ini mulai dari penyuluhan mengenai penggunaan media digital hingga literasi digital banyak diadakan oleh pemerintah. Salah satu dampak positif dari literasi digital dalam dunia pendidikan yaitu dapat membantu proses pembelajaran, baik bagi tenaga pengajar maupun peserta didik.
Khususnya di Samarinda, beberapa pemerintah danlembaga-lembaga mulai melakukan hal tersebut. Seperti literasi digital oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Samarinda yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital agar lebih produktif, yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kecamatan Samarinda Ulu dan Kecamatan Sambutan, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Samarinda langsung hadir di lingkungan masyarakat untuk memberikan edukasi bahwa dengan memanfaatkan teknologi digital masyarakat bisa meningkatkan ekonomi, sesuai dengan kemampuan diri masing-masing.
“Literasi digital adalah pengetahuan seseorang atau pengguna dalam memanfaatkan media digital. Media digital yang dimaksud ini meliputi jaringan internet, alat komunikasi, dan lain sebagainya. Maksud pengetahuan tersebut adalah kemampuan untuk mengumpulkan, menggunakan, dan memanfaatkan media digital secara bijak,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Pelayanan Informasi Euis Eka Aprilyani.
Ia juga menyebutkan bahwa untuk menjadi lebih produktif, ia menyarankan, pengguna harus mengenali potensi diri, dan menjadikan potensi tersebut sebagai produk digital, dan konsisten mengembangkan potensi tersebut. Seperti
menggunakan media digital dengan pembuatan konten bermanfaat, menjalankan bisnis, serta menawarkan produk dan layanan dari banyak penjual yang kemudian dapat dibeli secara online.
Kemudian, Aji Syarif Hidayatullah selaku Kepala Diskominfo Kota Samarinda juga memaparkan berbagai terobosan di bidang teknologi informasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Sebagai salah satu kota penyangga utama Ibu Kota Negara (IKN).
Ia menyebutkan Samarinda terus melakukan pembenahan dalam berbagai hal, terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi guna lebih memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Samarinda merupakan kota penopang, itu juga harus disiapkan untuk nanti bisa berkolaborasi dengan IKN. “Tadi pak Kadis sudah menceritakan banyak. Bukan hanya bicara tentang teknologi informasi, tapi juga tentang penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia),” tutur Hari Santosa.
“Saya lihat Samarinda, kesiapannya sudah ada. Bukan hanya teknologi informasi namun juga SDM. Karena pada akhirnya dalam transformasi digital, sebagian besar adalah paradigma yang harus disiapkan oleh SDM yang ada,” lanjut Hari.
Menurutnya sebagai kota penopang, SDM Samarinda harus disiapkan juga untuk mendukung terjadinya transformasi digital. Maka dari itu, mau tidak mau IKN nantinya akan menjadi contoh transformasi digital yang maju, dan
tentunya Samarinda akan menjadi Kota yang harus bisa mengikutikemajuan tersebut.
Kemudian, ada pula literasi digital bantu pengajar dan peserta didik dalam proses pembelajaran oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia pada acara "Literasi Digital Sektor Pendidikan SMK" di Kantor Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda, Senin (20/02/2023).
“Literasi digital dapat membantu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Bagi tenaga pengajar, literasi digital dapat berfungsi sebagai bekal untuk dapat membedakan sumber-sumberbelajar yang benar, signifikan, dan dapat
memberikan manfaat,” kata Ketua Tim LiterasiDigital Sektor Pendidikan Kementerian Kominfo Republik Indonesia, Bambang Tri Santoso saat mengisi kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan untuk SMK di Kota Samarinda.
Salah satu dampak positif dari literasi digital dalam dunia pendidikan juga dapat membantuproses pembelajaran, baik bagi tenaga pengajar maupun peserta didik.
Selain itu, Bambang Tri Santoso menyebutkan bahwa literasi digital dapat membuka peluang bagi guru dan dosen agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital. Menurutnya, perolehan akses informasi yang lebih luas dapat memberikan kesempatan dan peluang yang lebih besar, menyeluruh, efisien, dan akurat bagi semua kalangan.
Hal tersebutmembuat ketimpangan informasi dapat diminimalisir secara optimal.Pada sosialisasi tersebut, Bambang Tri Santoso juga menerangkan bahwa saat ini melalui Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo membagi kegiatan literasi digital kedalam tiga segmentasi, yaitu masyarakat umum, pendidikan dan pemerintahan.
“Segmentasi tersebut bertujuan untuk memasifkan gerakan nasional literasi digital, sehingga target 50 juta orang terpapar literasi dapat dicapai pada tahun 2024. Untuk itu, masyarakatdituntut harus paham akan literasi digital khususnya di era modern 4.0 ini,” tutupnya.
Penulis; Anindya Cecya Cinta C (2202056060), Ahmad Raihan (2202056071), Natasya Ferta, Ananda (2202056073), Tri Setya Ningsih (2202056088), Muhammad Machrus Atiq M (2202056105) mahasiswa Universitas Mulawarman, Samarinda.