SINJAI, UJUNGJARI–Mantan anggota DPRD Sinjai dua periode, Khaer Syurkati mengakui Sulsel ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang matang dalam berbagai aspek. Sanggup berdiri di atas kepentingan semua golongan.
“Tidak membeda-bedakan satu kelompok dan lainnya. Kalau melihat aspek ini, kematangan sekelas itu memang dimiliki Ilham Arief Sirjuddin. Sebagai pribadi, saya percaya beliau (IAS–red) msmpu mengayomi semua kelompok, tidak membangun kebijakan dan keputusannya atas dasar suka atau tidak suka belaka,” tegas tokoh masyarakat Sinjai ini melalui pesan whatsapp, Senin, 6 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada sejumlah alasan mengapa IAS dinilai publik Sulsel sebagai pemimpin matang. Baik dari sisi pengalaman birokrasi maupun di kancah politik.
IAS wali kota Makassar 2004-2014 dengan taburan prestasi menonjol. Pernah mengantar pertumbuhan ekonomi Makassar menyentuh angka dua digit di tahun 2008, mengalahkan Tiongkok.
IAS juga sempat masuk nominasi wali kota terbaik dunia 2014 versi worldmayor.com, bersama wali kota Bandung Ridwan Kamil dan wali kota Surabaya Tri Rismahirini. Mereka dinominasikan sebagai wakil dari benua Asia ketika itu.
Bukan itu saja, IAS kemudian dinobatkan sebagai 10 Tokoh TEMPO 2008 bersama 9 kepala daerah lainnya. Itu tidak lepas dari keberhasilan sosok yang dijuluki Bapak Pembangunan Kota Makassar itu menyulap lapangan Karebosi menjadi lapangan sepak bola pertama di Indonesia yang memiliki basement pusat perbelanjaan modern. Dan itu tanpa mengganggu APBD sama sekali.
Kesuksesan serupa juga IAS tunjukkan saat sukses merevitalisasi Pantai Losari menjadi ikon kota Makassar. Lagi-lagi tanpa mengganggu APBD.
Akumulasi deretan kesuksesan itulah yang mengantar IAS meraih penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI (2011). Bintang Jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menghormati seseorang atas jasa dan perjuangannya. Peraihnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Di jalur politik, IAS prnah memimpin organisasi pemuda besar seperti AMPI Sulsel. Pernah menjadi Ketua DPD I Golkar Sulsel maupun Ketua DPD Demokrat Sulsel. Kesuksesan IAS sebagai wali kota juga tidak terlepas dari pengalaman IAS yang juga sempat duduk sebagai anggota DPRD Sulsel (1999).
Di kancah pertarungan pilkada, selain duduk sebagai wali kota dua periode, IAS punya pengalaman sebagai calon gubernur Sulsel 2013 berpasangan dengan Dr Aziz Qahhar Mudzakkar (AQM).
Ketika itu, Ilham-Aziz menghadapi kekuatan raksasa Syahrul-Agus yang maju sebagai petahana berpasangan. Hasilnya, IAS kalah dengan catatan perolehan suara 42 persen. Hanya selisih 38 ribu dengan jumlah suara yang berhasil mengantar Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman menjadi gubernur pada pilgub 2019 lalu. (*)