MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Banjir merupakan salah satu persoalan di Makassar yang kerap mendapat sorotan masyarakat. Salah satu faktor penyebab banjir yakni saluran drainase yang tidak berfungsi maksimal. Apakah itu karena rusak sehingga perlu direhabilitasi, atau karena drainase penuh dengan sampah dan sedimentasi.
Untuk itu, Wali Kota Makassar menggagas program revolusi drainase, berupa pembenahan atau normalisasi secara besar-besaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar Zuhaelsy Zubir mengatakan, Pemkot Makassar sebenarnya punya komitmen untuk melakukan upaya untuk menormalisasi atau mengembalikan fungsi drainase sebagaimana mestinya. Namun sayang, kata wanita yang akrab disapa Helsy ini, pihaknya terkendala kewenangan.
Di Makassar ada saluran drainase yang pemeliharaannya berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWSPJ). Begitu juga dengan pemeliharaan sungai.
“Khusus untuk saluran drainase utama, itu merupakan kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang,” ungkap Helsy.
Pemkot Makassar yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran sekunder dan lingkungan.
“Jadi Pemkot Makassar hanya bisa melakukan pembersihan sampah di saluran utama atau kanal agar aliran air tidak mengalami penyumbatan,” kata Helsy.
Dia mengemukakan, sebenarnya banyak pendangkalan akibat sedimentasi di sejumlah saluran utama karena tidak pernah dikeruk.
“Tapi untuk normalisasinya, merupakan kewenangan Balai Pompengan. Kami hanya koordinasi untuk pembersihan sampahnya,” ungkap Helsy.
Dia mengatakan, untuk pembersihan di Kanal Jongaya dan Pannampu, pihaknya menerjunkan 18 personel.
Selain normalisasi saluran drainase, Dinas PU juga berencana membangun sumur resapan. Tahun ini, rencananya akan dibuat sumur resapan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Panakkukang, Ujung Pandang dan Biringkanaya.
Untuk lokasinya, diserahkan ke kelurahan, dengan menyasar kawasan rawan genangan. Seperti kawasan Paccerakkang di Kecamatan Biringkanaya yang tiap tahunnya menjadi langganan banjir saat musim hujan, hingga wilayah Batua Raya, Panakkukang.
Sementara itu, Kepala Bidang Drainase Dinas PU Makassar, Nur Hidayat mengatakan, untuk saluran drainase, tidak ada penambahan jalur saluran sekunder baru tahun ini.
Pihaknya hanya menyiapkan perencaan untuk pembagunan saluran lingkungan dan rehabilitasi.
Anggaran yang disiapkan Capai Rp115 miliar.
Terdiri dari pembangunan drainase lingkungan sebesar Rp28,3 miliar, rehabilitasi Rp26 miliar.
Selanjutnya, pemeliharaan drainase Rp28,8 miliar, lebihnya untuk insentif satgas sebanyak 480 orang dan operasional armada.
Sementara untuk pembangunan sumur resapan, pihaknya menyiapkan anggaran total Rp1,2 miliar atau Rp400 juta per paket.
Selain menjadi penampungan air saat hujan, sumur resapan juga akan memperbaiki kualitas air tanah di Makassar. Juga memberi cadangan air tanah demi mencegah kekeringan. Ukuran sumur resapan yang akan dibangun dengan kedalaman 3 hingga meter.
Hidayat melanjutkan, pembangunan sumur resapan ini memang baru menyasar tiga kecamatan. Pihaknya tak memasukkan kawasan Tallo, Sangkarrang, Wajo dan Ujung Tanah atau merupakan wilayah Utara Makassar yang notabene merupakan kawasan kekeringan sebab adanya masalah kondisi tanah yang berbeda. (rhm)