MAKASSAR,UJUNGJARI.COM— Penjabat Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sekprov Sulsel) Andi Aslam Patonangi menyebutkan bahwa dalam upaya pengendalian inflasi, salah satu faktor yang perlu diperhatikan yakni masalah ketersediaan pasokan dengan memperkuat produksi pertanian melalui pemanfaatan teknologi pertanian.

Hal ini disampaikan Andi Aslam Patonangi dalam rapat penyusunan laporan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan, yang digelar di Hotel Claro Makassar, Kamis (16/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam rapat itu turut hadir Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan/Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah, Kemenko Bidang Perekonomian, Ferry Irawan; Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Iklim Usaha, Sekretariat Kabinet, Roby Arya.

Kemudian Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sulsel, Ichsan Mustari; Plt Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Marwan Mansyur; Kepala KPw Bank Indonesia, Causa Iman Karana; Kepala BPS Sulsel; Kepala Perum Bulog Kanwil Sulselbar; serta TPID Provinsi dan TPID Kabupaten Kota se-Sulsel.

“Secara bersama kita perlu perhatikan sisi ketersediaan pasokan dengan memperkuat di hilir, seperti pemanfaatan teknologi pertanian yang memperkuat produksi, cadangan pangan dan untuk impor-ekspor,” ungkap Andi Aslam.

Sedangkan dari sisi keterjangkauan harga, kata Sekprov, semua pihak harus sedapat mungkin mengoptimalkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia, program digitalisasi dan pengembangan akses pasar UMKM.

Upaya lain yang dapat dilakukan, menurut Andi Aslam, melihat potensi Kerjasama Antar Daerah (KAD) intra Sulsel. Hal ini karena terdapat beberapa daerah sentra penghasil komoditas penyumbang inflasi utama di Sulsel yang berpotensi untuk menyumbang ke daerah lain di wilayah intra provinsi Sulsel.

“Komoditi tersebut adalah bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras, cabai besar, ikan cakalang, daging ayam ras dan lain sebagainya,” katanya.

Karena itu, Andi Aslam menghimbau kepada TPID Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sulsel untuk melakukan upaya pengendalian inflasi secara komprehensif dengan tetap mengacu pada aspek 4K yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. Sehingga target inflasi yang stabil bisa tercapai.

“Mari kita tingkatkan koordinasi untuk menjaga inflasi, khususnya terkait harga dan bahan pokok dilapangan, sehingga jika terjadi prediksi yang dapat berpotensi naiknya inflasi, kita bisa langsung memformulasikan treatmentnya untuk memastikan inflasi dalam keadaan baik,” urainya.

Dalam kesempatan tersebut, Andi Aslam juga mengingatkan bahwa penguatan koordinasi bagi TPID sangat dibutuhkan menjelang Ramadan. Sehingga diharapkan, masyarakat khususnya kaum muslimin dapat beribadah dengan tenang dan khusyu.

Sekadar diketahui, secara tahunan, inflasi Sulsel pada Januari 2023 tercatat sebesar 5,83% (yoy), lebih rendah dari inflasi November 2022 (6,00%; yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi (yoy) pada Januari 2023, antara lain bensin, angkutan udara, beras, telur ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik, tomat, rokok kretek filter, ikan bandeng/ikan bolu, kue kering berminyak, tarif kendaraan roda 2 online, tempe, ikan layang/ikan benggol, sabun detergen bubuk/cair, kangkung, dan bawang merah. (adv)