TAKALAR, UJUNGJARI- Sejumlah lapangan olahraga yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar sejatinya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat luas untuk berolahraga. Namun ironinya, tiga lapangan yang berada di dalam kawasan alun-alun Lapangan Makkattang Daeng Sibali di Kecamatan Pattallassang justru disulap menjadi area ‘komersil’ pasar malam.
Ketiga lapangan yang dijadikan lahan bisnis oleh pengelola pasar malam yakni, lapangan basket, voli dan lapangan sepak takraw. Tak ayal, ketiga lapangan itu kini tidak bisa lagi digunakan oleh para pemuda-pemudi untuk berolahraga seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komersialisasi ketiga lapangan tersebut sontak menimbulkan protes keras dari sejumlah warga yang bermukim di sekitar lapangan Makkattang Dg. Sibali.
Pasalnya, selain menimbulkan kebisingan, lapak usaha hiburan Pasar Malam yang menggunakan tiga lapangan itu dinilai telah melabrak fungsi lapangan sebagai sarana olahraga maupun sebagai ruang terbuka publik.
“Kami menolak keras pasar malam yang memakai fasilitas umum. Ketiga lapangan itu bukan tempat pasar malam. Kasihan para atlet yang sering berlatih di sini (Lapangan), sekarang tidak bisa berlatih karena adanya pasar malam ini,” tegas salah seorang pemuda Takalar, Ardi yang ditemui di salah satu Warkop di Takalar, Minggu (19/2/2023).
Keberadaan ketiga lapangan, lanjut dia, seharusnya betul-betul dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya sebagai lapangan untuk masyarakat berolahraga. Bukan untuk dikomersilkan.
“Olehnya itu, kami minta pihak berwenang baik itu kecamatan, pemerintah kabupaten (Pemkab) maupun Kepolisian untuk segera membubarkan aktivitas pasar malam ini. Karena telah menjadikan fasilitas umum sebagai lahan untuk meraup keuntungan sepihak,” tandasnya. (*)