MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sulawesi Selatan antusias mengikuti seri pertama “Business Matching” IKA UNHAS. Buktinya hingga pukul 20.00 Wita, Kamis (25/1/2023) jumlah pendaftar mencapai 274. Semula panitia hanya menargetkan 200 peserta.

“Business Matching” atau Temu Bisnis UMKM yang digagas pengurus pusat IKA Unhas untuk memperkuat posisi ekonomi maupun pasar UMKM akan dilaksanakan pada Sabtu, 28 Januari 2023 di AAS Building, Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan yang menjadi konsen PP IKA Unhas ini untuk menjajaki peluang pasar ekspor ke Qatar, Bahrain, Mesir, Malaysia maupun pasar lainnya.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2019 tercatat lebih dari 940 ribu unit usaha, kemudian menjadi sekitar 1,2 juta pada 2020 dan meningkat lagi jumlahnya menjadi 1,5 juta unit usaha pada 2021.

Namun di antara jumlah tersebut sekira 500-an yang aktif, setengahnya atau 250 yang melakukan ekspor. Itupun dengan berbagai kendala, sebagian tak mampu mempertahankan kontinyunitas.

”Kita akan ciptakan ratusan ribu, bahkan sejuta pelaku UMKM yang berkarakter tangguh. Kita ciptakan satu juta UMKM Bangkit. Bukan hanya di Sulsel tapi pada skala nasional,’’ ungkap Ketum Andi Amran Sulaiman (AAS), Kamis (26/1).

Skema UMKM Bangkit kini sedang berproses pada kegiatan Temu Bisnis karena pelaku UMKM yang berpartisipasi akan diidentifikasi skala bisnisnya, produk, jaringan pasar, permodalan, masalah dan kendalanya lainnya.

‘’Kita akan latih dengan melibatkan alumni, perbankan dan pemerintah. Kita turun untuk kerja-kerja sosial,’’ ungkap Owner Tiran Group, yang kini sedang menyiapkan tim untuk ke daerah, termasuk dirinya.

Temu Bisnis UMKM kerjasama IKA Unhas dan AAS Foundation yang ditopang Tiran Group bertujuan meningkatkan kemampuan pendanaan, daya saing, membuka jaringan dan memperluas jangkauan pasar global. Bank BRI dan Bank BJB ikut mensponsori kegiatan ini.

Seperti diketahui UMKM adalah tulang punggung ekonomi Nasional yang harus terus didorong sebagai cikal bakal untuk meningkatkan UMKM, karena kestabilan sektor ekonomi di Sulsel yang tidak pernah goyah adalah UMKM.

Peningkatan jumlah UMKM juga diketahui berdampak pada Ekspor Sulsel. Pada tahun 2021 ekspor senilai Rp 23,81 Triliun atau tumbuh 21,15 dari tahun sebelumnya.


Timpang

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 65,47 juta unit pada tahun 2019. Jumlah tersebut naik 1,98% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 64,19 juta unit.

Jumlah tersebut mencapai 99,99% dari total usaha yang ada di Indonesia. Sementara, usaha berskala besar hanya sebanyak 5.637 unit atau setara 0,01%.

Secara rinci, sebanyak 64,6 juta unit merupakan usaha mikro. Jumlahnya setara dengan 98,67% dari total UMKM di seluruh Indonesia.

Sebanyak 798.679 unit merupakan usaha kecil. Proporsinya sebesar 1,22% dari total UMKM di dalam negeri.

Sementara, usaha menengah hanya sebanyak 65.465 unit. Jumlah itu memberi andil sebesar 0,1% dari total UMKM di Indonesia.

Dari data tersebut tampak ketimpangan penguasaan ekonomi nasional di mana UMKM merupakan 99,99% dari total usaha yang ada di Indonesia, sementara 0, 01% pengusaha skala besar. Di antara pengusaha berskala besar ini pun hanya dikuasai oleh 10 pengusaha yang biasa disebut konglomerat.

Pada Kamis (26/1) panitia Temu Bisnis UMKM beraudiensi dengan pihak Bank BRI di Cabang Panakkukang. Dipimpin Direktur Eksekutif IKA Unhas, Salahuddin Alam, panitia yang beraudiens terdiri Koordinator Temu Bisnis UMKM, Husba Phada, Andi Amri, Rusdi Hidayat, Suwardi Thahir, Syahdar, M. Ruslan, Mursalim Thahir, Bau Irfan dan Achmad Basir. (es)