PANGKEP, UJUNGJARI— Rusdi(37) seorang warga pulau Sapuka di kecamatan Liukang Tangaya kabupaten Pangkep, Selasa(10/1) pagi merenggang nyawa diatas Kapal Perintis saat hendak dievakuasi ke RS Dodi Sardjoto di Makassar.

Padahal sebelumnya warga kecamatan terluar ini sempat dirawat PKM Liukang Tangaya, namun karena pihak keluarga menilai pelayanan kurang memadai sehingga meminta Rusdi dipulangkan ke rumahnya di Pulau Sapuka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pihak keluarga sudah berusaha mengantar Rusdi untuk dirujuk ke RS Dodi Sardjoto di Makassar. Namun saat baru saja kapal perintis ini berlayar. Rusdi menghembuskan nafas terakhirnya diatas kapal.

Pihak keluarga almarhum menilai upaya pertolongan kesehatan terhadap Rusdi yang mengalami sesak nafas dinilai kurang maksimal karena keterbatasan alat kesehatan seperti tabung oksigen dan tidak adanya tenaga dokter.

Kepala Puskesmas Liukang Tangaya, Surianti yang dikonfirmasi saat berada di kantor Dinas Kesehatan Pangkep membenarkan adanya warga yang meninggal dunia saat hendak dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makassar.

Menurut Surianti, berbagai kendala dialami pasien saat mau dirujuk ke Makassar. Selain jarak tempuh yang sangat lama dan jauh. Kendala cuaca ekstrim juga menjadi faktor penghamabat jika ada pasien mau dibawah ke RS.

“Ke kota Pangkajene saja sebagai ibukota Pangkep. Apabila cuaca baik, bisa ditempuh dengan kapal perintis sekitar 24 jam hingga 26 jam. Tetapi kalau bulan-bulan begini dengan cuaca sangat ekstrim. Jalur pelayaran di pulau terluar ini sangat sulit,” ucap Surianti.

Surianti juga mengakui adanya keterbatasan sarana kesehatan di Kecamatan Liukang Tangaya sehingga memberi pengaruh terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

“Sebenarnya soal tabung oksigen kami punya 12 dan saat ini ada 9 yang ready. Tiga tabung lainnya masih berada di wilayah daratan. Namun karena kondisi cuaca sekarang tidak memungkinkan dikapalkan ke Liukang Tangaya,” terangnya.

Kapus ini juga menejelaskan bahwa saat pasien masuk ke PKM. Stok oksigen masih ada 1 untuk jaga-jaga. Tetapi keluarga pasien membawa sendiri tabung oksigen dari rumahnya.

Pasien atas nama Rusdi, warga pulau Sapuka pada tanggal 6 Januari 2023 masuk ke Puskesmas dengan keadaan sesak dan memililiki riwayat haemoptue ( muntah darah).

“Sebelumnya tekanan darah 210/100 dan gula darah sewaktu: 556 dan saturasi : 100. Dengan kondisi ini kemudian petugas di PKM memberikan tindakan melalui konsul dokter dan ikuti instruksinya,” jelasnya.

Berdasarkan kondisi pasien, lalu dilakukan pemasangan tabung Oksigen yang di bawa pihak keluarga pasien. Selanjutnya pemasangan infus, pemberian obat oral dan di rawat di PKM sampai tanggal 8 Januari 2023 pagi.

Namun akhirnya pihak keluarga meminta pulang (APS ) dan penolakan tindakan ( informen concent) yang ditanda tangani oleh keluarga pasien. Awalnya dokter sempat sarankan untuk dirujuk ke RS secepatnya.

Tetapi ketika itu pihak keluarga meminta supaya menunggu kapal perintis. Sehari kemudian yakni tanggal 9 pagi keluarga ke Puskesmas minta rujukan ke RS Dodi Sarjoto. Jadi dokter memberikan rujukan ke poli Interna RSAL Dody Sarjoto.

Hanya saja saat berusaha dirujuk pada tanggal 10 pagi, pasien dinyatakan meninggal di kapal Perintis Amukti Palapa pada pukul 08.00 Wita, saya mendapat telepon dari Kapten KM Amukti Palapa bahwa pasien atas nama Rusdi meninggal diatas kapal.

“Ketika itu juga saya jawab ke Kapten Kapal. Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Informasi ini kemudian dikoordinasikan kepada semua lintas sektoral terkait ( camat,Kapolsek,pak desa) untuk mencari solusi buat almarhum,” ucap Surianti.

Surianti juga menambahkan bahwa untuk masalah dokter kami, saat itu memang ada dokter PKM 1 org dokter berangkat ke Makassar tanggal 3 Januari 2023 untuk mengantar pasien rujukan dengan menggunakan kapal kayu dan menunggu cuaca membaik.

“Sedangkan pasien ini masuk ke PKM pada tanggal 6, namun semua tindakan atas instruksi dokter. Untuk oksigen,kami di PKM masih ada stok untuk persiapan pasien rujukan, karena ada 1 org pasien kami yang di rawat selama 1 Minggu dan menghabiskan 2 buah tabung 02 yang 6 kubik,dan 2 buah tabung O2 yang 1 kubik,” tambahnya.

“Sedangkan persediaan kami tabung hanya 2 yang besar,10 ukuran kecil. Tetapi 9 yang kecil terpakai dan 2 tabung besar sudah terpakai. Sementara sekarang sisa stok tabung kecil 1 buah,” pungkasnya( Udi)