TAKALAR, UJUNGJARI-– Abrasi pantai kembali terjadi di pesisir pantai Galesong. Kali ini abrasi tersebut menerjang tiga dusun di Desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara (Galut), Kabupaten Takalar, Selasa (3/1/2023) sekira pukul 03.00 Wita dinihari.

Tiga dusun yang mengalami abrasi, yakni Dusun Tamasongo, Dusun Kalongkong dan Dusun Bontosunggu. Abrasi tersebut terjadi akibat tanggul penahan abrasi di pesisir pantai sepanjang 1.000 meter rusak, sehingga membuat puluhan rumah warga mengalami kerusakan cukup parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah seorang warga Dusun Tamasongo Desa Bontosunggu, Rusli Daeng Ngeppe menuturkan, bahwa abrasi tersebut terjadi pada Selasa (3/1/2023) dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Saat itu sebagian warga telah tertidur lelap.

”Abrasi ini cukup parah. Karena ada puluhan rumah warga di tiga dusun yang mengalami kerusakan. Bahkan, ada beberapa di antara rumah warga nyaris ambruk akibat abrasi pantai ini,” tuturnya, Minggu (4/1/2023).

Rusli bersama warga Desa Bontosunggu yang lainnya, berharap bencana abrasi pantai yang sewaktu-waktu terjadi dapat menjadi perhatian serius pemerintah. Hal tersebut diungkapkan agar bencana abrasi yang telah banyak merusak pemukiman warga tidak menelan korban jiwa.

”Bencana abrasi ini perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah. Sehingga ke depannya kerusakan lingkungan akibat abrasi dapat diminimalisir,” harapnya.

Terpisah, Pemerintah Kabupaten Takalar melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) yang dikonfirmasi terkait bencana abrasi yang terjadi di Desa Bontosunggu, berjanji akan secepatnya melakukan pendataan sekaligus meninjau lokasi abrasi.

Kepala BPBD Takalar, Nuriksan Nurdin mengatakan, pemerintah akan berupaya menangani abrasi agar tidak ada lagi rumah yang hanyut terbawa ombak akibat abrasi. Menurutnya, kondisi ini sangat memprihatinkan. Sehingga dibutuhkan penanganan sesegar mungkin agar tidak lagi terjadi abrasi.

“Kami akan segera menurunkan tim guna meninjau dan mendata rumah warga yang terkena abrasi. Ini sudah memprihatinkan. Artinya dibutuhkan penanganan darurat. Kami akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan BNPB Pusat, agar segera dilakukan penanganan,” ungkapnya.(*)