GOWA, UJUNGJARI.COM — Curah hujan yang turun mengganas tak berhenti kurun tiga hari ini membuat luapan air anak sungai Jeneberang dari berbagai arah masuk ke penampungan Waduk Bilibili.
Per Sabtu (24/12) pada pukul 15.20 Wita, elevasi genangan air waduk hingga kini tercatat 99.92 Mdpl (vol = 265.993 juta m3). Angka ini sudah melampaui garis elevasi normal waduk yakni 99,50 Mdpl (vol = 259,375 juta m3).
Meski garis elevasi terus bergerak namun kondisi ini diakui pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Sulsel masih tergolong aman. Sehingga seperti dikatakan Rini selaku pejabat fungsional Jaringan Madya BBWSPJ yang dikonfirmasi Sabtu (23/12) jam tiga sore, kondisi ini aman dan masih dalam tahap wajar. “Iya masih aman, ” kata Rini.
Apalagi kata Rini, saat air elevasi naik ke angka 99.92 Mdpl, pihak Posko Waduk Bilibili telah melakukan pelimpasan air waduk dengan membuka pintu spillway setinggi 37 Cm. Jadi sedikit demi sedikit air dibuang ke sungai Jeneberang.
“Kami sampaikan kepada masyarakat, saat dilakukan pembukaan spillway atau pelimpas air agar tidak melakukan aktivitas di daerah aliran sungai karena volume air sungai akan naik, ” kata Rini.
Sementara itu Abd Razak selaku Koordinator Petugas Waduk Bilibili menjelaskan garia elevasi waduk Bilibili memiliki tingkatan urgen. Yakni untuk elevasi nornal waduk yakni 99,50 Mdpl (vol = 259,375 juta m3). Elevasi waspada pada angka 101,70 Mdpl (vol = 295,049 juta m3), elevasi siaga : 102,60 Mdpl (vol = 310,345 juta m3), elevasi awas pada angka 103,30 Mdpl (vol = 322,516 juta m3), elevasi Kering 70,00 Mdpl sedang elevasi puncak bendungan yakni 106,00 Mdpl.
Sementara elevasi pada sungai Jenelata dan sungai Jeneberang pada Sabtu (24/12) pukul 15.20 Wita tercatat yakni levasi sungai Jenelata 46.27 Mdpl, elevasi sungai Jeneberang (pemantauan di hilir Bendung Bissua) yakni 31.45 Mdpl, elevasi waspada sungai Jeneberang: 31,79 Mdpl, elevasi siaga sungai Jeneberang 32,24 Mdpl dan elevasi awas sungai Jeneberang 32,69 Mdpl. Dan status saat ini untuk elevasi sungai Jenelata dan sungai Jeneberang masih normal. –