Site icon Ujung Jari

Jusuf Kalla: Jangan Usir Anak-Anak yang Ribut di Dalam Masjid

BONE,UJUNGJARI.COM–Ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) meminta agar pengurus masjid tidak mengusir anak-anak yang ribut di masjid. Menurut JK masjid harus lebih ramah terhadap anak agar mereka mau ke masjid untuk belajar sholat dan mengaji. 

JK khawatir apabila pengurus masjid terlalu keras terhadap anak, yang terjadi justru anak semakin jauh dari masjid. Hal itu dipesankan JK saat memberi sambutan pada acara peresmian perluasan pembangunan Masjid Raya Bukaka di Kkecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Kamis (15/12).

Pengalaman tidak terlupakan perlakuan pengurus masjid pernah dialami JK Ketika dirinya masih kanak-kanak. JK mengisahkan saat itu ia masih duduk di kelas 3 atau 4 SD. Saat melaksanakan sholat isya di Masjid Raya Bone, JK bercanda dengan dengan temannya sesama anak-anak. Tidak lama kemudian marbot masjid datang menarik kuping JK dan menyeretnya keluar masjid. 

“Ada pengalaman yang tidak pernah saya lupakan terkait masjid, saat kelas 3 dan kelas 4 SD mau salat di masjid ini, namanya kita masih anak-anak jadi kita sedikit ribut. Lalu datang paddoja (marbut) jewer telinga saya dan suruh saya keluar bersama teman-teman,” ungkap JK. 

“Sekarang ini, untuk pengurus masjid kalau anak ke masjid supaya dilayani dengan baik, karena di situlah dia mulai belajar agama, kalau pun agak ribut sedikit yah dipisah-pisahlah jangan diusir kayak saya dulu,” sambungnya.

Jangan Saling Melampaui

Dalam sambutannya JK juga berpesan agar suara masjid tidak saling melampaui antara satu dengan yang lainnya. Apalagi jarak antara satu masid dengan masjid lainnya di Indonsia sangat berdekatan sehinga suaranya kadang bertabrakan dan menimbulkan polusi suara.

“Sebagai ketua Dewan Masjid saya menyampaikan bahwa speaker masjid jangan terlalu besar. Kita saling menghormati satu sama lain. Ini suara masjid jangan saling melampaui akhirnya kita dengar suara pengajian tapi tidak dipahami” pesannya.

JK juga meminta agar pengurus masjid tidak memutar suara pengajian dini hari mengingat saat itu orang-orang sedang beristirahat. JK menceritakan pengalamannya ketika berkunjung dan mengingap di tanah kelahirannya, Bukaka. Menurut JK pengurus masjid jam 4 subuh sudah mengaktifkan speaker masjid dan mendatangkan suara dari segala penjuru. 

“Saya waktu terakhir datang ke sini (Bukaka) jam 4 sudah dihantam kita dengan suara-suara padahal anak-anak mau pergi sekolah ada yang mau kerja. Ini padoja (marbot) dia pikir lebih keras lebih bagus. Karena seluruh masjid melakukan hal yang sama akhirnya kita tidak tau apa itu yang kita dengar. Untuk itu pak Bupati tolong diatur, silakan mengaji tapi turunkan volumenya agar tidak saling melampaui biar lebih syahdu,” pesan JK. (bs)

Exit mobile version