GOWA, UJUNGJARI.COM — Bocah enam tahun bernama Muh Royan Syafaat yang hilang diseret longsor di Desa Lonjoboko, Rabu (16/11) sore lalu akhirnya ditemukan pada hari kelima pencariannya.

Tim SAR gabungan dari berbagi lembaga penyelamatan termasuk diturunkannya dua ekor anjing pelacak milik Polsatwa K9 Polda Sulsel telah bekerja siang malam melakukan pencarian terhadap Royan yang tersisa satu dari tujuh korban meninggal akibat longsor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diketahui bahwa bocah Royan adalah korban terakhir yang masuk daftar pencarian tim SAR pasca tanah longsor terjadi di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Rabu petang pekan kemarin. Penemuan jazad diduga jazad Royan ini berlangsung, Minggu (20/11) sekira pukul 20.15 Wita.

Masyarakat setempat makin histeris saat tahu jazad korban ditemukan sejauh 16 kilometer (Km) dari lokasi longsor di Lonjoboko. Jazad korban ditemukan SAR di dekat pintu atau mulut waduk Bilibili dan sudah masuk wilayah Kecamatan Manuju.

Hal ini dibenarkan Kapolsek Parangloe AKP Mudatsir saat dikonfirmasi BKM, Senin (21/11) siang. Dikatakan AKP Mudatsir, jazad korban yang diduga Royan ini ditemukan di wilayah Kecamatan Manuju tak jauh di mulut penampungan air waduk Bilibili (pintu masuk). Menurut perhitungan Basarnas, jarak penemuan jazad Royan mulai dari Lonjoboko hingga ke kawasan waduk wilayah Manuju itu sejauh 16 kilometer.

“Iye, korban ditemukan di wilayah Kecamatan Manuju, ” kata Kapolsek Parangloe singkat.

Pasca ditemukan oleh tim yang saling bersinergi, jazad korban langsung dievakuasi dan diserahkan ke pihak DVI Polda Sulsel. Dengan hasil ini maka seluruh korban yang dilaporkan hilang telah ditemukan. sementara itu jazad yang diduga Royan itu kini tengah dalam proses outopsi forensik RS Bhayangkara Makassar untuk mengetahui kebenaran apakah jazad itu betul jazad Royan atau bukan.

Adapun proses pencarian selama lima hari melibatkan puluhan Tim Sar Gabungan berbagai unsur dari Basarnas, Polri, TNI, Pemkab Gowa hingga Pemprov Sulsel, serta organisasi potensi SAR lainnya. Selain itu, juga ada dua alat berat excavator digunakan untuk membuka akses dan memindahkan material longsor di lokasi kejadian untuk membantu pencarian.

Kepala Basarnas Makassar Djunaidi dalam keterangannya kepada media, Minggu malam menegaskan, pasca penemuan jazad korban yang diduga Muh Royan tersebut, kini Basarnar secara resmi menutup operasi pencarian korban longsor Lonjoboko.

Penutupan operasi SAR itu disertai penarikan resmi tim SAR seluruhnya pada Minggu malam pada pukul 20.30 Wita.

” Alhamdulillah kita sudah temukan korban terakhir ke tujuh. Total korban longsor ada sembilan, namun dua orang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat (hidup), dan lima orang lainnya hilang saat itu dan dinyatakan meninggal termasuk bocah Royan. Operasi SAR dalam bencana longsor Lonjoboko ini kita sudah tutup, ” kata Djunaidi.

Terpisah Kabiddokkes Polda Sulsel Kombes Pol dr Yusuf M, Senin (21/11) mengatakan pihaknya telah mendatangkan keluarga korban Muh Royan Syafaat dan setelah dilakukan rekonsiliasi pemeriksaan terhadap ante mortem dan post mortem telah didapatkan kecocokan dengan korban Royan.

Data post-mortem biasanya dapat secara langsung didapat dari jenazah dengan melakukan pemeriksaan pada kondisi gigi jenazah, sedangkan data ante-mortem bisa didapatkan dari keterangan keluarga, dokter gigi yang pernah merawat maupun rumah sakit atau instansi pelayanan kesehatan gigi lainnya.

“Setelah kami lakukan pemeriksaan rekonsiliasi terhadap post mortem dan ante mortem ternyata ada kecocokan dengan korban, Royan Syafaat. Korban ini berasal dari Sallutowa, Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong,” jelas Kombes Pol dr Yusuf M dihadapan media.-