GOWA, UJUNGJARI.COM — Rumah Potong Hewan (RPH) Modern milik Pemerintah Kabupaten Gowa yang sejak terbangun belum dikelola optimal, kini mulai anak menjadi sumber PAD besar bagi Pemkab Gowa. Pasalnya, sesuai rencana pada 16 Maret 2023 mendatang, RPH Modern Gowa ini managemennya akan dikelola PT Berdikari Persero melalui BULS atau Berdikari United Live Stock yang merupakan BUMN yang menangani sektor peternakan.
Sabtu (19/11/2022) pagi berbagai pihak yang bakal bersinergi dalam penggunaan RPH ini mulai melakukan kontrak kerjasama dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di kompleks RPH Modern Gowa di Tamarunang, Kecamatan Somba Opu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kegiatan kerjasama ini, Pemkab Gowa menandatangani dokumen kerjasama dengan PT Berdikari United Live Stock (BULS), pihak BUMDes Kabupaten Gowa, pihak Ditjen Desa Tertinggal serta Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, pihak Balai Veteriner, Dinas Peternakan dan Perkebunan Gowa, Fakultas Peternakan Unhas, PT Bank Sulselbar dan lembaga terkait lainnya. Penandatanganan tersebut dilakukan masing-masing pihak ditandai penyerahan santunan kepada para peternak yang mengalami kerugian akibat PMK (penyakit mulut dan kuku).
Dalam kesempatan tersebut, Dirut PT Berdikari Persero Harry Warganegara mengatakan kerjasama ini adalah implementasi MoU yang telah dilakukan Berdikari dengan Pemkab Gowa setahun lalu.
“Implementasi MoU ini kita harap bisa segera berjalan agar manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian di Gowa dan Sulsel.
Perencanaan Implementasi MoU ini sudah cukup lama kita inisiasi terutama dengan program Desa Peternakan di Kemendes dan Desa Tertinggal. Dan sekarang kita mulai laksanakan, ” kata Harry.
Diakuinya, Berdikari adalah satu-satunya BUMN di bidang peternakan yang bisa berjalan baik saat ini. Dan Berdikari melalui BULS (Berdikari United Live Stock) yang menjadi perpanjangan tangan Berdikari sekaligus Off Taker (penjamin komoditas) yang akan mengelola langsung RPH Modern Gowa menjadi satu usaha besar ke depan. Apalagi RPH Gowa saat ini memiliki peralatan yang cukup memadai dan modern.
Sementara itu Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Dr Nasrullah mengatakan dunia saat ini tidak baik-baik saja. Dunia bukan hanya mengalami krisis ekonomi tapi juga krisis pangan. Namun alhamdulillah kata Nasrullah, Indonesia mampu berbuat lebih yakni dengan melepas ekspor pangan ke Malaysia pada pertengahan Juni 2022 untuk membantu Malaysia yang kekurangan pangan.
Untuk mempertahankan stok pangan di Indonesia, maka Kementrian Pertanian banyak melakukan inovasi dengan menggandeng Berdikari dan BULS. Salah satu inovasi itu adalah melakukan pengembangan sapi di kabupaten-kabupaten yang merupakan sentra pengembangan hewan sapi. Salah satunya adalah Kabupaten Gowa.
” Karena itu hari ini konsep yang diberikan oleh BULS bersama Pemkab Gowa dan beberapa pemerintahan desa cukup bagus. Ini bisa jadi pioner nasional untuk bisa diaplikasikan ke seluruh indonesia. Dan semoga pada 16 Maret 2023 mendatang RPH Gowa ini diresmikan. Dan kita harap, BULS bisa buat daging yang berkualitas dan mahal bukan lagi asalan. Saya kira ini bisa tercipta berkat semangat Bupati Gowa yang cukup besar, ” support Nasrullah.
Hal senada dikatakan Mendes Tertinggal dan Transmigrasi diwakili Direktur Pelayanan Investasi Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dr Supriadi. Supriadi mengatakan ini suatu penghargaan karena kegiatan ini tidak lepas dari kegiatan desa.
“Dan BULS bisa jadi off taker terbaik. Sebenarnya kegiatan ini juga adalah tindak lanjut rencana kami Kementrian Pembangunan Desa Tertinggal dengan Kementrian Pertanian untuk pengembangan pertanian di pedesaan yang bersinergi dengan usaha BUMDes. Dan pada 2021 lalu Mendes juga menandatangani kerjasama dengan PT Berdikari dalam rangka pengembangan BUMDes. Dan kita sudah lakukan itu dengan piloting tujuh titik lokasi pengembangan peternakan di desa,” kata Supriadi.
Bahkan Supriadi memberikan apresiasi tinggi terhadap apa yang dilakukan di Gowa. Menurutnya, ini adalah model pengembangan kolaborasi dan integritasi kegiatan untuk mendorong produk unggulan penggemukan dan pengembangbiakan bibit unggul sapi.
“Setidaknya 20 persen dana desa itu bisa digunakan untuk dorong pengembangan pangan desa. Dalam musyawarah desa harus diberikan pengarahan tentang manfaat alokasi 20 persen dana desa yang bisa mendorong usaha rumahtangga jadi usaha home industri lalu jadi BUMDes, ” papar Supriadi.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan tidak ada kesuksesan yang bisa diraih dengan individualistis tapi perlu kolaborasi bersama. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat mengalami krisis karena perang Ukraina dan Rusia. Karena itu pemerintah daerah harus jeli dan membuat inovasi untuk menopang ketersediaan pangan.
“Termasuk pengelolaan RPH Gowa ini. Memang ternyata belum sempurna 100 persen setelah dilakukan renovasi. Dan kita akan tambahkan pada APBD Gowa tahun 2023 sehingga pengelolaan RPH ini dapat terlaksana baik. RPH ini memang telah diserahkan sebagai aset Pemkab Gowa tapi ternyata Disnak belum bisa kelola RPH karena dibutuhkan biaya operasional yang besar dan SDM yang agak besar sementara jumlah pegawai Disnak Gowa terbatas. Karena itu kita serahkan RPH ini ke Berdikari untuk kelola dan keuntungan dari RPH ini nantinya akan menjadi PAD. Agar peran RPH ini optimal maka kita serahkan pengelolaannya kepada yang profesional yakni BULS ini, ” kata Adnan.
Penyerahan pengelolaan itu ditandai dengan penandatanganan MoU antara PT Berdikari dengan Pemkab Gowa. Dan operasionalnya dikerjasamakan dengan BUMDes, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, Bank Sulselbar, Fakultas Peternakan Unhas dan lembaga terkait lainnya.-