Site icon Ujung Jari

Mensos Temui Ahli Waris Korban Longsor di Lonjoboko, Beri Santunan dan Logistik

GOWA, UJUNGJARI.COM — Bencana yang memilukan hati segenap warga korban longsor di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, kini belum meredakan histeris keluarga para korban tewas.

Sejak longsor terjadi Rabu (16/11/2022) sekira pukul 18.00 Wita itu, hingga kini masih diwarnai pencarian satu orang korban dari tujuh korban tertimbun. Korban yang dicari adalah Muh Royan (6). Orangtua Royan yang juga jadi korban tertimbun sedimen longsor dinding bukit di poros Lonjoboko-Malino itu, sudah ditemukan Kamis siang kemarin.

Berita longsor yang menutup sekira 200 meter akses jalan menuju kota Malino Kecamatan Tinggimoncong itu, akhirnya dimonitor Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Tri Rismaharini.

Mensos pun lalu terbang ke Makassar dan kini berada di Kabupaten Gowa di lokasi longsor sekira pukul 10.00 Wita. Kunjungan Mensos ini bersama Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman didampingi Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni.

Dalam peninjauan kondisi lokasi longsor yang mengakibatkan 15 KK harus mengungsi tersebut, Mensos Risma sekaligus menyalurkan santunan kepada tujuh orang ahli waris korban longsor Lonjoboko itu senilai Rp 15 juta per orang. Mantan Gubernur Jawa Timur ini juga menyerahkan bantuan logistik guna memenuhi kebutuhan korban terdampak bencana.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan setelah mendapatkan informasi mengenai adanya bencana tanah longsor di Kabupaten Gowa, dirinya langsung terbang untuk memberikan bantuan kepada korban bencana alam longsor ini.

“Ada tujuh yang meninggal, masih ada satu yang belum ditemukan, enam orang sudah ditemukan. Yang tujuh orang itu semuanya kita berikan santunan, ” kata Mensos.

Mensos Risma dengan seksama memperhatikan kondisi di lokasi longsoran. Ada beberapa hal yang fokus baginya. Salah satunya adalah bahwa dinding lahan (berbukit) di area longsoran dan sekitarnya tidak ada penahan, sehingga dipastikannya lokasi seperti itu memang rawan terjadi longsor.

” Saya melihat memang tidak ada penahan. Inikan air kalau dari atas ke bawah kecepatannya tinggi sekali, jadi bisa meluluhlantakkan seluruh tanaman yang menjadi jalur sedimen longsor turun ke bawah,” kata Mensos Risma.

“Kalau dia dari atas tidak ada penahan, tentu turunnya cepat sekali,” kata Mensos.

Sementara itu Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang mendampingi Mensos Tri Rismaharini mengatakan pemerintah provinsi segera melakukan upaya penanganan longsor di poros Lonjoboko-Malino.

Gubernur sendiri mengaku sangat prihatin atas kejadian bencana ini. “Semoga korban yang masih dicari ini segera ditemukan. Dan semoga cuaca bisa bersahabat agar proses pencarian lebih mudah, ” katanya.

Sebelumnya diberitakan bencana alam berupa tanah longsor terjadi di kampung Kunyika dan Borong Sapiria di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, pada Rabu (16/11/2022).

Dari longsor tersebut, korban longsoran sebanyak enam orang ditemukan meninggal dunia dan satu orang masih dalam pencarian yakni bocah 6 tahun bernama Muh Royan.

Royan menjadi salah satu korban dari limpahan material yang melongsor dari atas dinding bukit di poros Lonjoboko. Royan sendiri dibonceng orangtuanya dan melintas saat longsor terjadi. Orangtuanya sudah ditemukan Kamis, namun Royan belum.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan yang ditemui di sela kegiatan penandatanganan MoU dengan PT Berdikari di RPH Gowa mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gowa berkabung atas meninggalnya tujuh korban longsor termasuk satu bocah usia 6 tahun yang belum ditemukan.

“Saya mengajak masyarakat semua untuk membacakan Alfatihah buat warga korban. Longsor ini dan semoga bocah enam tahun bisa segera ditemukan, ” kata Adnan. –

Exit mobile version