GOWA, UJUNGJARI.COM — Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan bersama Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni dan jajaran Forkopimda Gowa menggerakkan ribuan masyarakat berbagai lapisan untuk serentak menanam pohon bersama di dua kecamatan dataran tinggi, Sabtu (5/11) kemarin.
Pada dua kecamatan itu ditanam sebanyak 70.200 pohon sebagai upaya peremajaan lahan gundul dan kritis di wilayah tersebut. Khusus di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao ditanam berbagai jenis pohon yang tingginya sudah mencapai 1-2 meter. Di Tonasa, ditanam di Kawasan Hutan Produksi (KHP) dengan luasan tanam sekira 33,5 hektare sementara di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong dipusatkan di Taman Hutan Raya (Tahura) dengan luas 263 hektare. Bibit pohon yang ditanam antara lain akasia, mahoni, segon, bitti, kayu jati dan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari 296 hektare yang jadi sasaran penanaman pohon ini terdapat 43 hektare kategori kritis. Karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa berkomitmen mengembalikan fungsi hutan khususnya pada lahan konservasi hutan kategori kritis tersebut.
Di lokaai penanaman di Gantarang, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, pohon pada hutan memiliki fungsi yang sangat baik, terutama dalam menghasilkan udara, oksigen dan air serta mencegah terjadinya bencana longsor.
Dengan kondisi hutan kritis yang terjadi saat ini maka perlu dilakukan upaya-upaya seperti penanaman pohon yang melibatkan seluruh stakeholder dan menjamin pohon-pohon ini bisa tumbuh dengan baik.
“Hari ini kita tanam 70.200 pohon dalam rangka peringatan HJG ke 702, penanaman ini difokus pada 43 hektare di dua kecamatan yaitu Tinggimoncong dan Tombolopao. Ini merupakan lokasi hutan kritis hasil survei lapangan dari dinas terkait,” kata Adnan.
Adnan mengaku, setiap musim hujan dengan intensitas tinggi di November hingga Januari pasti terjadi longsor pada beberapa daerah di dataran tinggi meskipun itu hanya longsor ringan. Sehingga dengan penanaman pohon yang dilakukan akan membantu mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
“Saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi pasti ada laporan longsor. Jadi gerakan ini setidaknya membantu kita tidak perlu was-was akan terjadinya longsor, karena penanaman ini bukan berbicara satu dua tahun tapi jangka panjang 10-20 tahun kedepan,” kata Adnan.
Sebagai bentuk kolaborasi dari berbagai pihak, pada penanaman ini melibatkan lintas sektoral dan swasta. Salah satunya dari Balai Pembibitan yang memberikan bantuan bibit sebanyak 60.000 bibit pohon. Selebihnya disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa.
” Saya berharap penanamam ini bisa mengembalikan fungsi hutan agar menjadi manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Kedepan kita akan mengontrol hasil penanaman ini dan SKPD yang menanam bertanggung jawab terhadap pohon yang ditanamnya,” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa Azhari Azis mengatakan, penanaman ini melibatkan seluruh Forkopimda, SKPD, ASN dan organisasi-organisasi baik organisasi pemuda maupun masyarakat yang bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan serta meningkatkan fungsi hutan dan lahan, guna meningkatkan daya dukung produktivitas, dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan dan pelestarian lingkungan hidup.
” Ada tiga lokasi penanaman yakni di kawasan konservasi Tahura di Tinggimoncong, di KPH Jeneberang dan di Kawasan Hutan Produksi di Tombolopao, ” kata Azhari.-