ikut bergabung

Puji Keberanian Andi Sudirman, Bahtiar Maddatuang: Selama Puluhan Tahun Baru Ada Gubernur Berani Bicara Soal PT Vale


Berita

Puji Keberanian Andi Sudirman, Bahtiar Maddatuang: Selama Puluhan Tahun Baru Ada Gubernur Berani Bicara Soal PT Vale

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Komitmen Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman untuk mengambil alih lahan bekas tambang PT Vale dan meminta agar negara tidak memperpanjang lagi kontrak karya perusahaan tersebut, ditanggapi positif oleh pengamat ekonomi.

Pengamat Ekonomi, Bahtiar Maddatuang mengatakan selama puluhan tahun baru kali ini ada Gubernur Sulsel yang berani bicara soal mengelola potensi tambang daerah sendiri.

“Selama 50 tahun baru kali ini ada gubernur yang berani bicara untuk mengambil alih pengelolaan kawasan tambang nikel yang dikuasai PT Vale,” kata Bahtiar dalam diskusi publik yang dilakukan SMSI dengan judul ‘Perpanjangan Kontrak Karya PT. Vale, Siapa Untung?’, Rabu (5/10/2022) di Makassar.

Bahtiar mendukung upaya Gubernur Sulsel untuk mengelola sendiri tambang nikel yang ada di Luwu Timur. Karena hal tersebut bisa memberi dampak lebih bagi pembangunan daerah.

Dia menjelaskan, selama ini, kontribusi PT Vale memang tinggi namun lebih banyak disetor ke pemerintah pusat. Hanya sebagian kecil hasil pajak yang dikembalikan ke Sulsel dan Luwu Timur.

“Saya sebenarnya punya keinginan ada daerah yang punya kemandirian ekonomi. Selama ini, hampir 70 persen keuangan daerah merupakan dana transfer dari pusat,” ungkapnya.

Jika potensi lokal seperti industri tambang, dikelola oleh pemerintah akan meningkatkan keuangan Pemda.

“Kalau dikelola sendiri, akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Berkualitas itu, jika angka pertumbuhan ekonominya tinggi dan berkorelasi dengan penurunan angka kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan,” jelasnya.

Baca Juga :   7.500 Paket Sembako untuk Keluarga Prasejahtera di Makassar

Selain industri pertambangan, Rektor Stie Amkop itu juga mendorong pemda mengembangkan industri manufaktur serta industri barang dan jasa.

Sementara itu, Direktur Nusantara Riset, Afrianto menyoroti data pertumbuhan ekonomi Lutim yang pada 2021 mengalami penurunan, minus 1,39 (-1,39). Sementara dua tahun sebelumnya, cuma tumbuh tidak sampai 2 persen, 2019 tumbuh 1,17 dan 2020 tumbuh 1,46.

Afrianto mengatakan kontribusi pertambangan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Lutim memang tinggi sekitar 44 persen. Sisanya sektor pertanian 24 persen dan 14 sektor lainnya.

“Sektor pertambangan ini harusnya memberi dampak signifikan kepada sektor lainnya. Terutama barang dan jasa, ini malah korelasinya sangat lemah,” katanya.

Tak hanya pertumbuhan ekonomi, Afrianto juga menyoroti sumbangan Lutim yang jadi lokasi beroperasi PT Vale ke PDRB Sulsel yang cuma 4 persen. (drw)

dibaca : 33



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top