BARRU,UJUNGJARI— Saat penyerahan ranperda Perubahan APBD 2022 Pemkab Barru terungkap jika terjadi selisih antara pendapatan dengan belanja daerah. Nilai selisih itu tertera dalam laporan ranperda itu bahwa pendapatan daerah berkisar Rp 902.412.131.655. Sedangkan Belanja daerah mencapai Rp 1.016.302.634.896.
Nilai pendapatan dan belanja daerah ini tertuang dalam ranperda perubahan APBD 2022 yang diserahkan Wakil Bupati Barru Aska Mappe kepada Ketua DPRD Lukman.T saat sidang paripurna yang digelar di ruang sidang DPRD Barru, Senin(19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam rincian anggaran perubahan APBD 2022 itu. Eksekutif mengklaim ada pertambahan pendapatan daerah secara netto karena pendapatan sebelumnya berkisar Rp 895.019.636.566. Tetapi pada perubahan APBD tahun ini bertambah menjadi Rp 902.412.131.655.
Pendapatan daerah ini mengalami pertambahan sekitar Rp 7.392.495.089 atau sekitar 0,82 persen. Sementara belanja daerah semula yang direncanakan Rp 902.343.973.005 mengalami pertambahan pada perubahan APBD 2022 menjadi Rp 1.016.302.634.896 sehingga secara netto bertambah sekitar Rp 113.958.661.891 atau naik 11,21 persen.
Selisih antara pendapatan dan belanja daerah ini dinilai masih rasional oleh Ketua Banggar DPRD Barru, Lukman. T saat dimintai keterangan Selasa(20/9).
Menurut Ketua DPRD Barru ini saat ini anggaran perubahan tidak mengalami defisit sehingga selisih antara pendapatan dan belanja masih sangat rasional.
“Alasan kami menyatakan rasional karena ada silpa dan tidak ada defisit. Terjadi saja defisit masih bisa ditoleransi ,karena dalam defisit itu ada batas persentasenya,” ujar Lukman.
Adapun besaran anggaran yang tertuang dalam Rancangan Perubahan APBD tahun anggaran 2022 yang diajukan untuk dibahas dan akan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah terdiri dari
Pendapatan daerah yang semula direncanakan sebesar Rp 895.019.636.566,00 pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 902.412.131.655,00. Secara netto bertambah sebesar Rp 7.392.495.089,00 atau sebesar 0,82 persen.
Secara rinci realisasi pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD) yang semula Rp 79.368.076.620,00, pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 80.653.632.709,00, bertambah sebesar Rp1.285.556.089,00 atau sebesar 1,59 Persen.
Sedangkan pendapatan transfer yang semula Rp 773.275.006.975,00, namun dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 779.381.945.975,00. Besaran ini bertambah sebesar Rp6.106.939.000,00 atau sebesar 0,78 Persen.
Sementara Pendapatan Daerah yang Sah dan semula Rp 42.376.552.971,00, kemudian pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2022 tetap menjadi Rp 42.376.552.971,00 atau tidak mengalami perubahan.
Untuk belanja daerah yang semula direncanakan sebesar Rp 902.343.973.005,00 pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp1.016.302.634.896,00. Secara netto bertambah sebesar Rp 113.958.661.891,00 atau sebesar 11,21 persen.
Belanja lainnya yang dilakukan dalam belanja operasi yang semula Rp 689.193.204.551,00 pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 710.041.685.868,00 bertambah sebesar Rp 20.848.481.317,00 atau sebesar 2,94 Persen.
Selain itu terjadi juga lonjakan tambahan pada belanja modal. Awalnya belanja modal Rp 92.905.296.167,00 pada APBD Perubahan tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 201.146.947.658,00 bertambah sebesar Rp108.241.651.491 atau sebesar 53,81 Persen.
Kondisi berbanding terbalik dengan belanja tidak terduga yang semula Rp 24.291.396.287,00 kemudian pada APBD Perubahan tahun anggaran 2022 menjadi Rp 9.283.041.336,00. Anggaran ini justru berkurang sebesar Rp 15.008.354.951,00 atau sebesar 161,67 Persen.
Selanjutnya belanja transfer yang semula Rp 95.954.076.000,00 pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2022 menjadi Rp 95.830.960.034,00.Ànggaran ini berkurang sebesar Rp 123.115.966,00 atau sebesar 0,12 Persen
Nilai anggaran perubahan APBD Perubahan tidak berhenti sampai disitu saja. Pembiayaan daerah yang semula Rp 7.324.336.439,00 menjadi Rp 113.890.503.241,00. Anggaran pembiayaan daerah bertambah sebesar Rp 106.566.166.802.
Dari kalkulasi anggaran perubahan APBD 2022 juga terdapat pembiayaan yang meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pada penetapan APBD Tahun Anggaran 2022, penerimaan pembiayaan dialokasikan sebesar Rp 13.377.367.703,00 yang berasal dari SiLPA Tahun 2021, melalui perubahan ini penerimaan pembiayaan menjadi Rp118.943.534.505,00 atau bertambah Rp 105.556.166.802.
Pengeluaran pembiayaan yang semula direncanakan sebesar Rp 6.053.031.264,00, pada perubahan ini menjadi Rp 5.053.031.264,00 atau berkurang Rp 1.000.000.000.( Udi)