BARRU,UJUNGJARI— Pernyataan Kabid Pemerintahan dan Pembangunan SDM Bapelitbangda Sulsel bahwa jumlah anak tidak sekolah( ATS) di Sulsel berdasarkan data Biro Pusat Statistik( BPS) 2020 sebanyak 163 ribu lebih, tentu menjadi miris jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dibeberapa kabupaten kota di Sulsel.

Sebagai perbandingan, ada jumlah penduduk kabupaten kota di Sulsel yang lebih rendah dari pada angka anak tidak sekolah ( ATS) di provinsi ini. Berdasarkan data BPS 2022, jumlah penduduk kota Pare-pare misalnya mencapai148.378 jiwa. Kemudian penduduk kabupaten Selayar sebanyak 136.996 jiwa. Sedangkan penduduk kabupaten Barru mencapai 175.492 jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini diungkapkan Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah( Bapelitbangda) Pemprov Sulsel, Dr Iwan saat menghadiri Advokasi Sosialisasi dan Pelatihan Pendataan PASTI BERSAKSI( Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Aksi Kolaborasi) yang diselenggarakan Pemprov Sulsel bekerjasama UNICEF dan LPP Bone di kantor Bapelitbangda Barru, Senin(19/9).

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Pergub Nomor 24 tahun 2020 Melalui Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat( SIPBM) Bekerjasama Pemprov Sulsel, UNICEF dan LPP Bone yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 21 September 2022.

Menurut Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bapelitbangda Sulsel, Dr Iwan , agenda sosialisasi seperti ini sudah digelar dibeberapa daerah di Sulsel.

“Untuk sosialisasi di kabupaten Barru merupakan daerah yang ke 15 kita sasar sebagai penyelenggara Advokasi Sosialisasi dan Pelatihan Pendataan PASTI BERSAKSI( Penanganan Anak Tidak Sekolah Berbasis Aksi Kolaborasi),” ujar Pejabat di Bapelitbangda Sulsel bergelar Doktor ini.

Meski jumlah Anak Tidak Sekolah(ATS) Sulsel  sebanyak 163 ribu lebih berdasarkan data BPS pada 2020 mengalami penurunan dibanding 2019 yang masih mencapai jumlah sekitar 200 ribuan lebih ATS. 

Diakui bahwa sesuai Data Pemprov melalui Balitbangda Sulsel  bahwa IPM Kabupaten Barru berada diurutan ke 8. Dan angka ini sangat dipengaruhi dari jumlah anak tidak sekolah( ATS).

” Kami berharap dimasa mendatang angka ATS terus mengalami penurunan dengan harapan Indeks Pembangunan Manusia( IPM) kabupaten Barru bisa naik ke peringkat 5 di Sulsel,” pungkasnya.

Sementara itu Sekda Barru Dr Abustan yang membuka Advokasi Sosialisasi dan Pelatihan Pendataan PASTI BERSAKSI ini menyampaikan terima kasih karena pihak Pemprov Sulsel bekerjasama dengan UNICEF menyelenggarakan sosialisasi ini di Barru.

Kegiatan ini sangat baik dan patut diapresiasi karena ada uoaya dan langkah nyata yang dilakukan dalam penanganan anak tidak sekolah( ATS).

Para peserta advokasi Sosialisasi dan Pelatihan ini, kata Abustan diharapkan mengikuti seluruh rangkaian dari agenda tersebut sehingga para pendata ATS dari perwakilan kecamatan dan desa bisa benar-benar memperoleh data ril tentang ATS.

Sebab dalam makna ATS itu ada anak sama sekali tidak pernah bersekolah dan ada juga diantaranya yang putus sekolah sehingga dalam mencari data sebenarnya membutuhkan tantangan tersendiri terutama saat berhadapan dengan masyarakat.

“Data ATS ini akan menjadi gambaran tentang kemajuan masyarakat karena tingkat pendidikan itu sangat menentukan kehebatan dan kesuksesan seseorang. Orang dulu di kampung dinilai jago(hebat) kalau panjang badiknya. Sekarang yang dinilai apakah dia berpendidikan atau tidak. Jika bagus pendidikannya berarti itulah yang disebut orang hebat,” pungkasnya( Udi)