GOWA, UJUNGJARI.COM — Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gowa terus melakukan inovasi dalam menggerakkan masyarakat non produktif menjadi produktif. Jika Agustus lalu menggelar pelatihan berbasis kompetensi, pendidikan dan pelatihan vokasi (jahit menjahit) secara indoor maka September ini Disnakertrans melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (UPT BLK) Gowa melakukan pelatihan berbasis mobile training unit (MTU).
Pelatihan secara MTU ini mulai digelar Selasa (6/9) besok di dua kecamatan yakni Kecamatan Bontonompo dan Bajeng dengan jumlah peserta masing-masing 16 orang warga. Detilnya, 16 warga Bontonompo dan 16 warga Bajeng.
Kepala UPT BLK Disnakertrans Gowa Muhlis kepada BKM, Senin (5/9) siang menjelaskan pelatihan secara MTU ini mulai dilaksanakan 6 – 28 September 2022. Pelatihan sistem outdoor ini akan berjalan selama 20 hari ke depan diikuti 32 warga dari dua kecamatan yang menjadi lokus.
” Untuk pelatihan MTU ini dimulai hari ini Selasa hingga 28 September nanti dipusatkan di Kecamatan Bontonompo tepatnya di Kelurahan Tamallayang dan di Kecamatan Bajeng dipusatkan di Desa Maccini Baji, ” kata Muhlis.
Dikatakan Muhlis, untuk teknis kegiatan MTU ini, peserta akan menerima materi berupa modul berisi materi pelatihan berbasis kompetensi sebelum menjalani praktek langsung.
” Jadinya materinya itu, setiap peserta diberi modul materi pelatihan berbasis kompetensi sebelum masuk praktek untuk membuat suatu produk yakni menjahit pakaian yang bisa langsung dipakai oleh semua peserta sebelum membuat produk yang lain atau model jahitan lainnya. Untuk kegiatan ini, tik UPT BLK akan mendampingi para peserta selama 20 hari pelatihan, ” tambah Kepala UPT BLK Gowa.
Terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gowa Asriawan Umar yang dikonfirmasi mengatakan, dilakukannya berbagai pelatihan skill oleh Disnakertrans ini sebagai upaya Pemerintah Kabupaten dalam mengurangi pengangguran.
Diakuinya, saat ini angka pengangguran di Gowa masih sebesar 17.505 orang. Jumlah inilah kata Asriawan yang berupaya dikikis perlahan agar pengangguran berkurang.
” Kami melakukan berbagai upaya agar masyarakat yang menganggur bisa bekerja. Karena itu diberi pelatihan skill agar bisa membuka usaha mandiri. Jadi mereka tidak semata-mata fokus bisa bekerja di lembaga pemerintahan ataupun di perusahaan swasta saja tapi bisa membuka usaha mandiri dengan kemampuan skill yang dimiliki salah satunya adalah menjahit atau perbengkelan atau lainnya seperti tata rias dan keahlian lainnya, ” kata Asriawan.
Dikatakan semoga berbagai pelatihan berbasis kompetensi yang dilakukan ini akan mampu mengubah mindset masyarakat untuk berusaha mandiri mengembangkan kemampuan sekaligus mendatangkan hasil untuk ekonomi keluarga.
Pelatihan MTU ini akan dilakukan dua tahap. Tahap kedua nanti dilaksanakan akhir September hingga Oktober mendatang.-