GOWA, UJUNGJARI.COM — Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gowa tahun 2021 tercatat jumlah pengangguran di Gowa masih sebanyak 17.505 orang sementara yang sudah bekerja 390.040 orang. Sementara pada tahun 2022 ini pencari kerja sebanyak 1.689 orang, dan yang telah mendapatkan pekerjaan hanya 115 orang. Rerata dari yang telah bekerja ini 90 persen terkafer di swasta.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten Gowa dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran. Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) dengan melaksanakan pelatihan jahit menjahit dan lainnya.
Seperti pelatihan vokasi jahit menjahit yang dibuka BLK Gowa dan telah berjalan beberapa bulan ini dan resmi ditutup Rabu (31/8) lalu untuk dua sesi pelatihan yang diikuti 112 peserta dari kalangan remaja putri serta para ibu rumahtangga.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gowa Asriawan Umar kepada BKM, Rabu (31/8) lalu mengatakan, pelatihan jahit yang dilakukan BLK merupakan salah satu solusi pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran.
“Pelatihan ini merupakan salah satu tindak lanjut daripada upaya pemerintah mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Gowa. Jadi selama 2×250 jam UPT BLK Gowa melatih para wanita produktif menjahit pakaian. Alhamdulillah pelatihan dua tahap telah kita laksanakan dan pelatihan tahap ketiga akan kembali kita buka pada pertengahan September ini, tapi bukan menjahit, ” jelas Asriawan.
Dikatakan Asriawan, pemerintah pernah membuka job fair atau bursa kerja. Ada sejumlah perusahaan buka lowongan namun yang diterima tidak sesuai jumlah yang mendaftar.
“Misalnya satu perusahaan hanya butuh 10 orang, sementara pendaftar capai 1.000 orang. Karena itu pemerintah harus mengantisipasinya, bagaimana menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini khususnya para pengangguran agar dapat bekerja, apakah dialihkan ke perusahaan swasta atau di pemerintahan atau mereka buka usaha mandiri. Dan pelatihan skill baik menjahit dan lainnya adalah salah satu cara pemerintah menekan pengangguran agar produktif membuka usaha mandiri, ” tambah Kadis Nakertrans Gowa.
Dikatakannya, pemerintah tidak akan menutup mata. Ketidakseimbangan antara ketersediaan lapangan kerja dengan tenaga kerja (naker) akan berakibat pada terjadinya pengangguran yang pada akhirnya membawa dampak besar pada pembangunan sosial ekonomi dalam masyarakat.
Terpisah Kepala UPT BLK Disnakertrans Gowa Muhlis mengatakan, pelatihan tahap ketiga yang akan dilakukan BLK dan akan terlaksana pertengahan September hingga pertengahan Oktober mendatang bukan pelatihan fisik seperti menjahit tapi lebih pada pelatihan pengembangan mindset dan dilakukan secara langsung di masyarakat selama dua bulan.-