GOWA, UJUNGJARI.COM — Musim Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan ternak sapi maupun kerbau merebak di Sulsel. Bahkan sudah ada beberapa daerah kabupaten kota di Sulsel yang terkena PMK salah satunya di Kecamatan Manggala, Makassar, seekor kerbau kena PMK dan sudah dimusnahkan.

Karena itu, sejumlah pemerintah kabupaten tetangga Kota Makassar pun mulai melakukan penyisiran untuk mencaritahu adanya ternak yang terkena PMK tersebut. Ternyata hasil penyisiran yang dilakukan Dinas Peternakan Sulsel bersama Dinas Peternakan dan Perkebunan Gowa menemukan lima ekor sapi terindikasi PMK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu dibenarkan Kadis Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati. Saat dikonfirmasi BKM, Rabu (20/7) siang, Suhriati menjelaskan bahwa ada lima ekor terdata terkena PMK.

Satu ekor telah dimusnahkan dengan cara dipotong lalu dibuang di tempat aman. Seekor sapi terindikasi PMK itu didata pihak Disnak di Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu.

” Seekor sapi yang terindikasi PMK tersebut sudah dimusnahkan sepekan lalu lalu tindakan selanjutnya kita lakukan penyemprotan disinfektan baik kepada ternak maupun kandangnya. Sementara sapi-sapi sehat lainnya kita beri vitamin, ” jelas Suhriati.

Sementara untuk empat ekor sapi lainnya yang terindikasi PMK ditemukan di wilayah dataran tinggi yakni di Kecamatan Biringbulu.

” Tim kami sudah melakukan penelusuran dan mendapatkan empat ekor sapi sakit dan diindikasi PMK. Hari Selasa kemarin kita sudah datangi wilayah temuan lalu kita evakuasi keempat ekor sapi tersebut untuk dilakukan pemusnahan, ” kata Suhriati.

Dengan adanya temuan lima ekor sapi terindikasi PMK di Gowa, tambah Kadis Peternakan dan Perkebunan Gowa ini, kini pihaknya secara resmi melakukan penutupan sementara keluar masuknya ternak sapi maupun kerbau dari luar Gowa maupun dati dalam Gowa sendiri.

” Upaya ini kita lakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus PMK ke ternak sapi dan kerbau lainnya di Gowa maupun ke daerah lainnya. Karena itu kami mengimbau kepada peternak jika menemukan ternaknya bergejala seperti PMK segera melaporkan ke Disnakbun agar kita bisa segera melakukan tindakan. Dan untuk saat ini, kami bersama para peternak merutinkan penyemprotan disinfektan dikandang-kandang dan menjaga kebersihan lingkungan kandang, ” jelas Suhriati.

Dikatakan Suhriati, virus PMK ini hanya menyerang ternak yang berkuku dua seperti sapi dan kerbau. Indikasinya adalah menyerang mulut dan kuku ternak.

Berdasarkan data yang dihimpun BKM dari DKPP menyebutkan jika gejala klinis hewan ternak yang tertular PMK, seperti pada sapi dan kerbau yakni:

1. Terdapat demam (pyrexia) hingga mencapai 41°C.
2. Mengalami anoreksia (tidak nafsu makan).
3. Penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari.
4. Keluar air liur berlebihan (hipersavasi)
5. Air liur terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kandang.
6. Pembengkakan kelenjar submandibular.
7. Hewan lebih sering masalah
8.Luka pada kuku dan kukunya lepas.
9. Menggeretakan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka menendangkan kaki.
10. Efek ini disebabkan karena vesikula (lepuhan) pada membran mukosa hidung dan bukal, lidah, lubang hidung, moncong, bibir, puting, ambing, kelenjar susu, ujung kuku, dan sela antar kuku.
11. Terjadi komplikasi berupa erosi pada lidah dan superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen.
12. Mengalami miokarditis dan abotus kematian pada hewan muda.
13. Kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.-