GOWA, UJUNGJARI.COM — Rakerda Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Sulsel disertai pengukuhan dan pelantikan tim core masa bakti 2022-2027 berlangsung sederhana di Gedung Pemuda Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Jumat (15/7/2022). Dalam Rakerda ini sebanyak 112 orang pengurus dilantik dan dikukuhkan dan dihadiri puluhan utusan ORARI lokal.
Ketua ORARI Sulawesi Selatan Adnan Purichta Ichsan mengajak seluruh pengurus agar dapat berperan menjadi media komunikasi untuk membantu permasalahan masyarakat, khususnya di seluruh pelosok daerah.
Kehadiran ORARI kata Bupati Gowa ini telah mampu menjangkau daerah-daerah pelosok terutama yang mengalami blank spot atau belum tersentuh jaringan komunikasi seperti telepon maupun jaringan internet.
“Saya yakin dan percaya dengan hadirnya kita semua aktif berkomunikasi melalui udara kejadian yang ada di pelosok Sulawesi Selatan bisa segera kita ketahui dalam waktu cepat,” papar Adnan.
Adnan juga berharap komunikasi yang baik antar seluruh pengurus ORARI harus tetap berjalan dengan baik, sehingga permasalahan masyarakat yang di setiap daerah bisa tertangani dengan baik.
“Ini tiada lain agar kita bisa mengetahui apa yang berkembang dan setiap kejadian di seluruh Sulawesi Selatan. Sehingga kita bisa mengambil sebuah langkah untuk mengkomunikasikannya dengan stakeholder dan pihak terkait atau kita langsung mengambil peran untuk membantu lapisan masyarakat yang membutuhkan,” kata Adnan.
ORARI pun diminta menjaga kekompakan untuk memajukan organisasi karena untuk memajukan ORARI dibutuhkan kolaborasi bukan sendiri-sendiri.
“Selaku Ketua ORARI Sulsel, saya tentu tidak bisa jalan sendiri, tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan dan bantuan dari kita semua untuk maju,” paparnya.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Sulsel Amson Padolo di area Rakerda ORARI tersebut mengatakan keberadaan ORARI sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama di daerah pelosok. Walaupun saat ini adalah era teknologi namun masih banyak daerah di Sulsel yang blank spot atau belum terjangkau jaringan telepon maupun internet.
“Untuk Sulsel ada 553 daerah yang masih blank spot. Di tahun 2021 kita baru mendapatkan 131 bantuan, jadi masih ada 300 lebih yang masih blank spot. Jadi dalam kondisi darurat masyarakat sangat membutuhkan bantuan ORARI sebagai pemegang komunikasi dan persaudaraan sesama anggota hingga ke pelosok-pelosok,” kata Amson.
Keberadaan ORARI memang sangat penting apalagi saat terjadi bencana. Terbukti selama ini ORARI selalu hadir dalam setiap kerja-kerja sosial menyampaikan informasi di daerah bencana.
“Saat-saat genting terjadi bencana, ORARI hadir sebagai penyampai informasi dan koordinasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Kehadiran ORARI memungkinkan informasi dapat tersampaikan hingga pertolongan dapat dilakukan dan bantuan dapat disalurkan,” tambah Amson.-