ENREKANG,UJUNGJARI.COM–Setelah dinyatakan masuk kategori peringkat dalam pelayanan kesehatan pada finalis top pelayanan publik, Bupati Enrekang, Muslimin Bando memaparkan inovasi komunitas ibu cerdas secara daring di Pendopo Bupati enrekang, Selasa, 12 Juli 2022.

Pemaparan yang disampaikan Bupati, Muslimin Bando di hadapan tim panelis Kementerian Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) guna mencegah stunting yang ada di Desaa Pariwang, Kecamatan Maiwa, kabupaten Enrekang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat memberi paparan, Bupati didampingi Kadis Kesehatan Sutrisno dan penggagas inovasi Fatmawati dari Puskesmas Maiwa yang disaksikan oleh Sekda Enrekang H Baba dan beberapa Kepala OPD yang hadir.

Bupati Enrekang Muslimin Bando menjelaskan beberapa hal kegiatan yang dilakukan pada Komunitas Ibu Cerdas tersebut

Pertama edukasi kepada Komunitas oleh petugas kesehatan Puskesmas dan fasilitator dari JAPFA. Setelah itu ada senam cegah stunting dan pendampingan ibu balita stunting dan gizi kurang.

Pemanfaatan pekarangan rumah dalam penyediaan pangan bergizi seperti Sayur dan kolam ikan juga dilakukan. Begitu juga dengan pemanfaaatan pangan lokal sebagai makanan pendamping ASI, dan pemanfaatan CTPS.

Bupati menambahka kader komunitas yang awalnya sepuluh orang kini sudah mencapai 45 orang yang mendampingi kelompok sasaran yang terus memberikan pemahaman terkait pola asuh, pola makan dan sanitasi

“Meningkatnya kesadaran masyarakat melalui Komunitas tersebut telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 35,1 persen (2018) menurun menjadi 22,22 persen (2021). Selain itu perubahan perilaku masyarakat terkait pola asuh dan pola makan hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya kunjungan ke posyandu dari 86,3 persen (2018) menjadi 95,3 persen (2021) hingga meningkatnya balita yang naik berat badannya dari 58,4 persen (2018) menjadi 75 persen pada 2021,” ucapnya.

Sementara itu Tim Panelis Independen KIPP tampak antusias dengan inovasi yang dipaparkan Bupati Enrekang tersebut. Total empat pertanyaan yang diajukan panelis kepada Bupati Enrekang. Mulai dari peran swasta dalam penanggulangan stunting, target pravalensi stunting, tantangan dalam pelaksanaan program hingga komitmen bupati yang dtuangkan dalam aturan dalam penanggulangan stunting.

Pertanyaan dari Panelis tersebut dengan lancar dijawab Bupati dua periode tersebut

“Peran Swasta melalui CSR dalam penanggulangan stunting ada. Mulaia dari JAPFA hingga bank. Sedangkan target penurunan pravalensi stunting yang termuat dalam RPJMD di Enrekang secara keseluruhan desa/kelurahan target 15% tahun 2023,” katanya.

Untuk tantangan yang dihadapi, kata dia, ada pada pernikahan usia subur yang belum siap memiliki anak sehingga pihaknya melakukan sosialisasi kepada mereka tentang bahaya stunting. Hingga kini, sedikitmya ada lima keputusan Bupati dan 1 Perda tentang ASI Eksklusif yang ada di Enrekang.

Melalui program ini Bupati berharap penurunan pravelensi stunting secara terus menerus khususnya di Kabupaten Enrekang dapat terealisasi

“Dalam Islam juga dikatakan jangan meninggalkan keturunan yang lemah, seperti yang kita tahu Stunting dapat melemahkan generasi kita ke depannya, semoga kedepannya Indonesia terbebas dari stunting,” harapnya. (suka