Site icon Ujung Jari

Percepat Penurunan AKI-AKB, Gowa Optimalkan Layanan Kesehatan Ibu Hamil

GOWA, UJUNGJARI.COM — Langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI-AKB) di Kabupaten Gowa telah memasuki tahap aksi.

Hal ini dikarenakan penurunan AKI-AKB merupakan salah satu program prioritas nasional pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMN 2019-2024. Oleh karena itu, pemerintah daerah wajib untuk fokus dalam menangani program tersebut.

Jumat (17/6/2022) siang digelar rapat penyusunan rencana kerja pokja percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI-AKB) TP PKK bekerjasama Pemerintah Kabupaten Gowa dengan Momentum Private Healthcare Delivery (MPHD) Usaid di Baruga Karaeng Pattingalloang, kantor Bupati Gowa.

“Untuk percepatan penurunan AKI-AKB kita harus bergerak cepat. Perlu ada inovasi dan komitmen bersama seluruh stakeholder terkait dalam menggerakkan masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan ibu, bayi, dan balita,” kata Sekretaris Kabupaten Gowa Kamsina pada raker tersebut.

Kamsina menegaskan bahwa upaya percepatan penurunan AKI-AKB dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu, bayi dan balita mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai standar yang ada.

“Beberapa prioritas terkait isu ini diantaranya akses, jaminan mutu pelayanan, SDM dan sistem informasi kesehatan. Inilah yang membutuhkan peran serta dan dukungan dari semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun pihak lainnya. Salah satunya dengan mendirikan Rumah Tunggu Kelahiran Plus (RTK+) yang telah diresmikan baru-baru ini,” kata Kamsina.

Ia juga menitipkan pesan kepada Pokja yang dibentuk agar dapat melahirkan rencana kerja yang inovatif dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Gowa.

“Melalui perencanaan yang baik di masing-masing satuan kerja dan organisasi terkait, saya berharap Pokja ini dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai bentuk komitmen dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi,” kata Kamsina.

Dia juga mengharapkan adanya sinergi dan kolaborasi serta kekompakan yang terbangun di dalam fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa yang terdiri dari 26 Puskesmas dan tiga rumah sakit.

Sementara itu, Ketua TP PKK Gowa Priska Paramita Adnan yang juga Ketua Pokja Percepatan Penurunan AKI-AKB Kabupaten Gowa mengatakan menurunkan AKI-AKB adalah hal yang krusial dan saling terkait, karena kelangsungan hidup dan ketercukupan gizi bayi, sangat bergantung pada kesejahteraan ibu.

“Untuk membentuk generasi emas di Kabupaten Gowa, diperlukan adanya kolaborasi yang masif terkait kesejahteraan ibu dan bayi utamanya mengenai kesadaran untuk memeriksakan kehamilan bagi ibu hamil. Selain itu perhatian terhadap sistem rujukan di fasilitas pelayanan kesehatan juga harus menjadi prioritas agar jika terjadi kegawatdaruratan janin, ibu hamil dapat segera tertangani,” tutur Priska.

Menurutnya, fasilitas RTK+ dapat difungsikan secara optimal baik melalui pendampingan dari tenaga kesehatan maupun inovasi antar jemput selamat bagi ibu-ibu yang memerlukan pelayanan rujukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi tingkatannya.

“Kinerja tenaga kesehatan harus terencana dengan baik, sehingga penilaiannya nanti dapat terukur dan memberikan dampak signifikan demi mempercepat penurunan AKI-AKB ke depannya,” kata Priska.

Sementara itu, menurut Senior Program Manager MPHD Makassar, dr Salwa Muchtar, program MPHD dari Usaid ini hanya ada di lima provinsi di Indonesia dan untuk Sulawesi Selatan sendiri dilaksanakan pada dua daerah yakni Gowa dan Makassar.

“Adanya program ini diharapkan ada koordinasi yang terintegrasi oleh seluruh pihak. Karena penurunan AKI-AKB ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan saja,” kata dr Salwa.-

Exit mobile version