GOWA, UJUNGJARI.COM — Seorang remaja penjual cimol dan bakso bakar bernama MI (15) alami nahas. Warga Jl Basoi Dg Bunga, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu ini harus menahan rasa sakit pada bagian tulang punggung usai dibusur dua pengendara sepeda motor tak dikenal di kawasan Jl Pallantikang, Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu pada Minggu (5/6) sekira pukul 00.00 dinihari.

MI jadi sasaran busur saat beli nasi kuning. Kawasan Pallantikang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya. Remaja ini akhirnya dilarikan ke IGD RSUD Syekh Yusuf Sungguminasa untuk mendapatkan tindakan medis. Namun tak lama kemudian dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar karena harus dioperasi untuk melepaskan busur yang tertancap di punggung korban. Korbab dirujuk sebab RSUD Syekh Yusuf tidak memiliki dokter spesialis Ortho Spain (dokter spesialis tulang belakang).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kronologi kejadian dialami korban saat korban berboncengan temannya pergi mencari nasi kuning di wilayah Pallantikang. Sesaat menunggui temannya yang sementara memesan nasi kuning dan korbn MI menunggui di motornya di depan penjual nasi kuning tetiba, sebuah busur tertancap di punggung belakang mengenai tulang punggung.

” Kronologinya begitu, ponakan saya pergi bersama temannya beli nasi kuning. Boncengan. Temannya masuk ke warung nasi kuning, dia menunggu di motor. Disaat itu tibatiba busur sudah menancap di bagian tulang punggungnya,” papar Dg Lewa, sepupu MI.

Dikatakan Dg Lewa berdasarkan pengakuan ponakannya, dia dibusur pelaku yang mengendarai sepeda motor. Ada dua motor. Dan masing-masing berboncengan.

” Para pengendara motor itu langsung kabur setelah membusur ponakan saya. Ada du motor dan saling membonceng,” kata Dg Lewa.

Terkait kejadian teror busur ini, Plt Kasi Humas Polres Gowa AKP Hasan Fadhlyh yang dikonfirmasi, Minggu petang sempat mengaku belum tahu kasus itu sebab tidak ada laporan masuk ke Kepolisian. Namun beberapa saat kemudian pihak korban telah melapor resmi.

“Saya baru tau jika ada kasus pembusuran lagi, tunggu ya, soalnya laporannya baru masuk. Yang jelas pihak Kepolisian akan mengusut siapa pelaku pembusuran tersebut,” aku AKP Hasan Fadhlyh.

Keluarga korban MI sangat sedih lantaran, kartu kepesertaan BPJS yang dimiliki korban tidak berlaku untuk pembiayaan operasi. Bahkan korban diminta menyiapkan dana sebesar Rp14 juta untuk biaya operasi mencabut busur yang tertancap tersebut.

” Saya diminta menyiapkan uang Rp14 juta untuk biaya operasi. Uang itu harus ada baru bisa dilakukan operasi. Kalau bisa anak saya dioperasimi dulu sambil saya mencari dana itu. Karena lama sekali kasian busur itu tidak dicabut dari punggung nya, ” kata Hasniati, ibu korban.

Menurut Hasniati dia sudah meminta kebijakan pigak rumah sakit namun tidak bisa. Menurut dokter di RSU Wahidin, BPJS tidak menanggung biaya perawatan korban kekerasan.-