ikut bergabung

Dituding Tolak Mandikan Warga Meninggal, Ini Klarifikasi Ketua Tim Pengurus Jenazah Kalaserena


Sulsel

Dituding Tolak Mandikan Warga Meninggal, Ini Klarifikasi Ketua Tim Pengurus Jenazah Kalaserena

Sebelumnya pihak pengunjukrasa diwakili Asman selaku penanggungjawab aksi menjelaskan jika sesuai informasi yang didapatkan bahwa biaya memandikan jenazah di Kalaserena ditetapkan sebesar Rp 900 ribu.

Uang yang terkumpul dari pihak almarhumah Irma hanya Rp 700 ribu yang artinya kurang Rp 200 ribu. Menurut Asman, gegara kekurangan Rp 200 ribu itu sehingga diduga
tim pemandi jenazah menolak memandikan dan pergi meninggalkan keluarga almarhumah. Pihak keluarga jenazah menurut Asman akhirnya berupaya mencukupi ketentuan administrasi pengurusan jenazah dan akhirnya jenazah Irma dimandikan lalu dimakamkan.

Terkait adanya kisruh ini, tim pengurus jenazah Kalaserena menilai ada kekeliruan paham yang mengarah pada fitnah. Ketua Tim Pengurus Jenazah Kalaserena Ramlah Dg Sayu yang dikonfirmasi ujungjari.com, Kamis (26/5/2022) sore mengaku bahwa persoalan ini seolah diartikan lain dan terkesan fitnah. Apalagi menurut Ramlah Dg Sayu penjelasan dirinya kepada pihak keluarga jenazah tidak seperti yang diviralkan di medsos. Salah satunya adalah disebutkan bahwa setelah menolak memandikan jenazah, dirinya disebut lalu pergi meninggalkan keluarga jenazah. Padahal dirinya yang ditemui oleh keluarga jenazah yang datang menemuinya untuk memandikan.

Ramlah Dg Sayu pun mengklarifikasi berita yang dianggapnya keliru.

” Saat itu keluarga jenazah datang meminta untuk memandikan, namun saya waktu itu masih pemula sehingga saya arahkan ke pemandi jenazah lainnya bernama Dg Jinne (tim 2) apalagi Dg Jinne itu sudah senior. Saya baru dua bulan ditunjuk sebagai ketua tim 1 dan saya menerima tugas sebagai pemandi jenazah karena memang tidak ada yang mau. Sementara di Kalaserena sangt kurang pemandi jenazah, yang tersisa hanya Dg Jinne beliau sudah senior tapi sudah agak berusia lanjut. Saya ini Ketua Majelis Taklim Kalaserena. Saya kemudian terpaksa menerima sebagai ketua karena tidak ada lagi warga (perempuan) yang mau jadi pemandi jenazah, ” urai Ramlah Dg Sayu.

Baca Juga :   Dikejar, Tersangka Narkoba Malah Tabrak Petugas BNNK Tana Toraja

Terkait uang administrasi Rp 900 ribu, menurit Ramlah Dg Sayu, dirinya tidak persoalkan uang administrasi itu. Diakuinya, memang ada ketetapan dalam aturan tim pengurus jenazah yang dibentuk di kelurahan dan itu kesepakatan dari rapat bersama tim dan pemerintah kelurahan.

” Jadi tidak ada persoalan kurang uangnya. Waktu itu keluarga almarhum hanya bilang kalau begitu tidak apa-apaji kalau saya panggil Dg Jinne untuk memandikan. Jadi saya jawab tidak apa-apaji karena Dg Jinne memang senior dan lebih tahu. Kalau saya ini belum paham sama sekali karena baruka belajar juga. Iye ke Dg Jinne mi saja. Begitu kata-kata saya ke keluarga almarhumah. Ternyata berita yang beredar di luar beda. Bahkan nama saya diviralkan di medsos kasian, astagfirullah. Saya seperti palukka (pencuri) diviralkan, ” kata Ramlah Dg Sayu melalui telepon WhatsApp. –

dibaca : 75

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top