ikut bergabung

Canda Ria Forum Dosen di Empang Ketua IKA Unhas

Berita

Canda Ria Forum Dosen di Empang Ketua IKA Unhas

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Kalau selama ini, kita tahu profesor adalah guru besar karena kepangkatan, maka di empang Ketua Umum Pengurus Pusat IKA Unhas Periode 2022 – 2026, Dr Andi Amran Sulaiman (AAS), gelar itu bertambah.

Status guru besar dipilah-pilah lagi berdasarkan kesepakatan, yakni profesor senior, profesor junior, profesor guru besar dan profesor kecil.

Klasifikasi profesor ini tentu saja hanya candaan, seloroh-seloroh untuk membangun suasana akrab saat menerima tamu yang diundang khusus ke empang founder Tiran Group itu.

Empang milik AAS yang terhampar di belakang Kodam XIV Hasanuddin, Panaikang, Tello, Makassar luasnya sekira 36 ha.

Gelar profesor adalah kepangkatan akademik yang disandangkan apabila jabatan seseorang atau golongan ruang angka kredit jabatan fungsional akaemik dosen berada di tingkat IV/d atau IV/e.

“Agar adil kita bagi berdasarkan prioritas untuk menunjukkan posisi. Profesor yang didahulukan untuk menerima ikan terbesar. Menyusul yang pertama tiba di lokasi,” kata Andi Amran bercanda, yang disetujui para tamu sambil ikut tertawa.

Ternyata cara ini belum cocok. Kurang adil, kata tamu lainnya, karena Hamdan Juhannis –Rektor UIN Alauddin, Makassar– adalah profesor dan tamu yang pertama tiba di lokasi.

“Kalau begitu saya dapat jatah dua kali,” kata Prof Hamdan, sambil tertawa.

Para profesor dan doktor kemudian mengusul agar syaratannya diubah supaya adil. Maklum Profesor Muin Fahmal yang ikut di mobil Kahar Gani tiba terakhir. Padahal, Prof Muin dianggap senior.

Baca Juga :   Kanwil Kemenkumham Sulsel Gelar Upacara HBP Ke-60

“Berarti Prof Muin dapat ukuran kecil karena yang besar sudah habis dibagi,” goda Prof Hamdan sambil mundur ke belakang, seolah ingin bersembunyi dari pandangan Prof Muin.

Suasana menjadi ramai karena goyun-guyonan ala profesor. Mereka saling menimpali, mirip saat diskusi dalam forum.

“Untuk Prof Hamdan, yang kita nilai hanya satu, yakni pertama tiba di lokasi. Profesornya kita anggap guru kecil,” usul Dr Ir Sudiman Numba sambil tertawa.

Kalau begitu, tambah dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang biasa disapa Cudi, di sini berlaku juga doktor besar, doktor kecil dan doktor senior, . Yang lain menimpali, sekalian saja dipilah lagi menjadi profesor senior dan profesor junior.

Akhirnya semua aturan yang ditetapkan tidak berlaku karena jumlah ikan besar dan ikan kecil jumlah banyak. Profesor atau tidak profesor semua dapat.

Kehadiran sejumlah profesor dan doktor di empang milik AAS adalah kelanjutan dari kegiatan rutin Forum Dosen yang biasanya dilaksanakan Jl. Cenderawasih No. 430, Makassar.

dibaca : 30

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita


Populer Minggu ini

Arsip

To Top