GOWA, UJUNGJARI.COM — Geng motor makin meresahkan. Kali ini para geng motor menyerang seorang remaja bernama Arman Iswanto (23) warga Dusun Tangngalla, Desa Kanjilo, Kecamatan Barombong. Kejadiannya pada Jumat (6/5) sekira pukul 22.00 Wita.
Pasca peristiwa aksi geng motor di kawasan sepi Dusun Tangngalla, Jumat malam lalu, masyarakat sekitar Tangngalla mulai was-was dan takut melintas malam, apalagi suasana di kawasan tersebut sangat sepi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada Jumat sekira pukul 22.00 Wita itu, sekelompok pemuda berjumlah 10-an orang menyerang seorang warga yang baru pulang dari Makassar. Korban bernama Arman Iswanto (23). Malam itu seperti dikisahkan korban, motornya dalam kondisi melaju normal. Tapi tetiba muncul kawanan pemuda bermotor memepet motor Arman dan berupaya merebut sepeda motor yang dikendarainya.
Sadar dipepet geng motor, Arman berupaya melawan namun dirinya malah ditebas parang dan mengenai bagian kepalanya. Sadar nyawanya terancam, remaja ini lalu meninggalkan motornya dan lari sekuat tenaga namun dirinya kembali dihantam busur anggota geng hingga mengenai pinggangnya.
Arman makin sadar nyawanya terancam dan tidak bisa mendapatkan pertolongan karena ruas jalan tersebut sangat sepi dan tak ada rumah. Karena itu, Arman memilih pura-pura mati untuk menyelamatkan nyawanya. Karena disangka sudah mati, akhirnya para anggota geng motor pun meninggalkan tempat itu dan membawa motor korban.
Begitu para kelompok pemuda beringas itu menghilang barulah Arman bangkit untuk meminta pertolongan warga sekitar lalu dibawa ke RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Sesaat ditemui sejumlah awak media di IGD RSUD Syekh Yusuf, Sabtu (7/5), Arman menuturkan kronologi kejadian yang dialaminya dan hampir menghilangkan nyawanya tersebut.
” Malam itu saya melintas sekitar jam 10 malam, saya baru pulang dari Makassar memesan tiket kapal laut di pelabuhan Makassar. Saat di jalan poros Tangngalla itu, lokasinya tidak jauh dari rumah saya, saya dihadang dan dipepet sekelompok orang menggunakan sepeda motor. Ada sekitar sepuluh orang dengan mengenakan penutup wajah. Rumah saya memang dekat tapi jaraknya masih terlalu jauh. Beberapa orang menyerempet saya, seperti ingin mengambil motor saya, namun saya menolak dan memilih melawan. Begitu saya melawan, saya ditebas salah seorang pelaku dan mengenai kepala saya,” ungkap Arman.
Arman bercerita bahwa nyawanya hampir melayang. Untungnya dia punya pikiran untuk pura-pura mati saja, sehingga para geng motor itu berhenti beraksi dan meninggalkan dirinya yang terkapar di jalan.
” Saya terkena tebasan di bagian kepala. Karena saya mulai takut, makanya saya memilih meninggalkan motor dengan berlari sambil memegang kepala saya. Tapi ternyata saat saya lari, seorang pelaku membusur saya dan mengenai pinggang saya. Makanya saya kepikiran lebih baik pura-pura mati. Ternyata melihat saya begitu, mereka langsung pergi. Setelah pergi, saya kemudian bangun dan warga kemudian berdatangan menyelamatkan saya dan membawa ke rumah sakit,” beber Arman yang kini batal berangkat ke Kalimantan untuk bekerja sebagai buruh bangunan di sana.
Arman saat ini sudah menempati ruang perawatan RSUD Syekh Yusuf dan dijagai oleh ibunya.
Meski sudah ditangani tim medis, namun Arman dan ibunya kembali dilanda kesusahan. Dia harus mengeluarkan biaya dengan menjalani perawatan sebagai pasien umum lantaran kartu kesehatan dari pemerintah tidak bisa digunakan untuk pembiayaan diri Arman karena korban busur tidak masuk tanggungan BPJS kesehatan.
“Saya ambil umum, karena kartu BPJS tidak menanggung korban pembusuran,” aku Darma, ibu korban.
Darma mengaku harus membayar sebesar 700 ribu untuk biaya administrasi dan biaya darah, sementara untuk biaya operasi ia harus mencari uang sebesar lima juta rupiah.
“Sementara ini, sudah 700 ribu rupiah saya bayar mulai biaya administrasi sampai biaya darah, sedangkan uang operasi, saya masih mencari dana sebesar lima juta rupiah,” kata Darma lagi.
Mendapatkan musibah ini, Darma berharap ada keadilan. Darma minta agar pihak Kepolisian segera menangkap para pelaku yang menyerang anaknya yang kini masih berkeliaran.
Menanggapi aksi teror kelompok geng motor yang belakangan ini terjadi di wilayah Kabupaten Gowa Ketua Komisi III DPRD Gowa Andi Lukman, meminta agar pemerintah kabupaten dan pihak Polres Gowa serius menyikapi hal ini.
” Pemerintah kabupaten bersama aparat Kepolisian serta TNI harus mengambil langkah dan sikap tegas dalam menjaga dan memberikan rasa aman terhadap masyarakat dari aksi teror geng motor yang sudah membuat warga terluka bahkan cacat seumur hidup. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus ada tindakan segera sebab sudah banyak warga yang jadi korban,” jelas Andi Lukman dari Fraksi Partai Demokrat ini.
Menyoal aksi geng motor ini, Kapolres Gowa AKBP Tri Goffarudin Pulungan yang dikonfirmasi tak memberikan komentar apapun kepada sejumlah awak jurnalis yang melakukan konfirmasi.
Namun berselang sehari yakni Minggu (8/5) dinihari tepatnya pukul 00.45 Wita, jajaran Polres Gowa berhasil membekuk sedikitnya tujuh orang remaja yang menamai dirinya kelompok geng motor Anti Gores. Kelompok remaja ini saat ditangkap membawa busur, anak panah dan bom molotov.
Ketujuh remaja tersebut ditangkap di salah satu rumah seorang pria bernama Putra yang berlokasi di Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Rumah itu diketahui sebagai basecamp geng motor Anti Gores.
Mereka ditangkap saat sedang membuat dan menguasai senjata tajam jenis anak panah busur bersama pelontarnya serta bom molotov.
Plt Kasi Humas Polres Gowa AKP Hasan Fadhlyh saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan kelompok geng motor yang didominasi anak remaja berusia masih belasan tahun tersebut.
“Benar, dinihari tadi anggota kami berhasil mengamankan sebanyak tujuh orang remaja bersama puluhan senjata tajam jenis busur bersama pelontarnya dan juga ada bom molotov. Mereka bertujuh diketahui salah satu kelompok geng motor di Gowa yang kerap membuat resah masyarakat saat ini,” ungkap AKP Hasan Fadhlyh.
Dikatakan mantan Kapolsek Tinggimoncong ini bahwa penangkapan dilakukan setelah personel mendapatkan info dan melakukan penyelidikan.
” Polres Gowa akan terus menindak tegas para pelaku kejahatan jalanan dan tindak kriminalitas lainnya yang dapat mengganggu Kamtibmas di wilayah hukum Gowa. Kami juga mengimbau agar seluruh masyarakat di Gowa dapat memperhatikan aktivitas pergaulan anak remajanya dan mengajak masyarakat tidak mudah terprovokasi di media sosial maupun di lingkungan sekitar. Segera laporkan jika ada hal-hal mencurigakan dan potensi terjadinya tindak kejahatan. Setiap laporan tentang gangguan Kamtibmas akan segera kami tindaklanjuti,” tandas AKP Hasan Fadlhyh.
Saat ini ketujuh remaja yang dibekuk telah menjalani proses di Satreskrim Polres Gowa. Dari kelompok ini, Polisi menyita 13 batang busur, tiga buah ketapel, satu buah bom molotov, satu buah tas ransel warna biru, satu buah tas warna hitam dan satu buah gunting.
Ditanya apakah ketujuh remaja anggota geng motor ini kemungkinan yang menyerang korban Arman di Tangngalla, menurut Plt Kasi Humas Polres Gowa mengatakan masih dalam proses pengembangan.
“Kami belum tahu apakah mereka yang menyerang di Tangngalla sebab masih dalam pengembangan penyidik, ” terang AKP Hasan Fadhlyh.-