SURABAYA – Mendadak jarum jam seperti berhenti berputar, dan kembali ke kenangan 37 tahun yang lalu.
Itulah yang terjadi saat Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo berjumpa Brigjen TNI Purn Heru Sudibyo (Akabri 73), Ketua DPD PPAD Jawa Timur di Balai Prajurit Kodam V Brawijaya Selasa 8 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pak Heru ini dulu komandan saya waktu pendidikan Sarcab (Dasar Kecabangan) Infanteri tahun 1985. Pangkat beliau Mayor. Jadi, beliau ini pengasuh yang penuh perhatian. Beliau selalu datang ke barak dan memberi motivasi, sehingga akhirnya saya mendapat predikat lulusan terbaik Sarcab. Itu karena bimbingan pak Heru selaku komandan saya,” ujar Doni, disambut tepuk tangan hadirin.
“Setelah itu beliau mengajak saya menjadi Danramil setelah lulus jadi Letnan. Tapi nasib menentukan lain, (setelah lulus Akmil) saya bergabung ke Kopassus. Tapi berkat motivasi Bapak, saya selalu berlatih dengan gigih,” tambah Doni saat tatap muka dan konsolidasi organisasi PPAD yang diselenggarakan di Balai Prajurit, Markas Kodam V/Brawijaya, Jl. Raden Wijaya No. 1, Surabaya.
“Saya ajak Pak Doni masuk Koramil, karena untuk kepentingan pengalaman binter, pembinaan teritorial,” kenang Heru yang ketika itu berpangkat Mayor.
Kartu Anggota Otomatis
Selain keluarga besar PPAD dan Hipakad, hadir Wagub Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. atau akrab disapa Emil Dardak. Juga hadir Letjen Purn Anto Mukti Putranto, S.Sos. mantan Komandan Kodiklat TNI-AD.
Sebagai informasi Anto dan Doni kental berinteraksi ketika Kolonel Doni Monardo yang ketika itu menjabat Dan Brigif (2006 – 2008), menghijaukan lahan Kariango yang masih tandus. Mereka menanam pohon Trembesi, serta mencetuskan slogan “Dari Kariango menghijaukan Indonesia.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Mayjen TNI Nurchahyanto, dalam sambutannya mendukung penuh program PPAD. “Purnawirawan di Jawa Timur yang sudah kami wisuda otomatis langsung mendapat kartu anggota PPAD. Juga kami beri seragam PPAD. Kami sadar, bahwa kelak saat pensiun maka kami pun akan menjadi bagian dari PPAD,” ujar pangdam lulusan akmil 1987 ini.
Selanjutnya, Doni menyinggung sedikit seputar pandemi Covid-19. Selama menjabat Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19, Doni beberapa kali ke Surabaya. Karenanya ia ingat, pasien Covid-19 di Jawa Timur relatif banyak yang mengidap diabetes. “Saya minta pasien Covid-19 dibuatkan menu khusus yang rendah gula, termasuk mengganti nasi dengan sagu,” ujar Doni.
Fenomena diabetes pada sebagian masyarakat di Jawa Timur, harus menjadi perhatian. “Semua pihak, termasuk para tokoh agama perlu ikut menyadarkan masyarakat agar mengurangi makanan dan minuman yang manis-manis,” ujar Doni.
Kecuali dapat warisan
Kepala BNPB 2019-2021 itu lalu mengilas-ringkas ihwal politik kesejahteraan yang digulirkannya dalam menakhodai PPAD periode 2021-2026. “Sesuai tujuan kemerdekaan bangsa kita, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur.”
Sementara itu, kesejahteraan hanya bisa dicapai melalui usaha. Tidak ada yang bisa sejahtera tanpa usaha, kecuali mendapatkan warisan. Bagi prajurit purnawirawan, sulit untuk sejahtera hanya mengandalkan uang pensiun. “Bahkan sampai sekarang masih banyak purnawirawan yang menempati rumah dinas. Ada kalanya ini menjadi masalah,” kata Doni.
Selain itu, Doni juga _concern_ terhadap aspek kesehatan para purnawirawan. “Tidak semua jenis penyakit di-_cover_ asuransi. Sementara, lazim jika semakin tua usia manusia, semakin banyak penyakit. Meski pemerintah sudah mengalokasikan dana untuk kesehatan masyarakat, faktanya masih banyak purnawirawan mengalami problem kesehatan yang tak tertangani jaminan kesehatan,” katanya.
“Ini semua harus kita pikirkan. PPAD harus berbuat. Setiap pengurus PPAD di seluruh Indonesia harus memiliki strategi meningkatkan kesejahteraan melalui wirausaha,” ujar Doni yang juga Komisaris Utama PT Mind Id, konsorsium yang menaungi perusahaan-perusahaan BUMN tambang.
Indonesia Kaya Raya
Doni Monardo menyodorkan fakta menakjubkan. “VOC yang bercokol di tanah air kita tiga abad lebih, saat ini menjadi salah satu perusahaan terkaya di dunia. Asetnya mencapai 7,9 triliun US dollar (sekitar Rp 115 kuadriliun rupiah). Satu kuadriliun sama dengan seribu triliun. Sedangkan APBN kita, Rp 2.800 triliun. Bandingkan!” kata Doni seraya menambahkan, “kekayaan itu sebagian besar disumbang dari hasil rempah-rempah kita.”
VOC adalah monumen sejarah yang nyata: kaya raya karena rempah-rempah Nusantara. Bahkan pernah satu masa, harga satu kilogram pala sama dengan harga 1 kilogram emas. Bukti nyata adalah Pulau Run di Kepulauan Banda (Maluku) yang menjadi ajang rebutan Inggris dan Belanda.
Mati-matian Belanda dan Inggris berperang untuk menguasai perdagangan dunia. Terhitung dari tahun 1652-1654 perang pertama dilakukan dan perang kedua dimulai dari tahun 1665. Hingga akhirnya pada 31 Juli 1667, Traktat Breda dikeluarkan untuk memberi solusi damai dari perang-perang tersebut.
Salah satu isi dari Traktat Breda adalah Inggris harus mengakhiri kekuasaan mereka di Pulau Run, Kepulaun Banda, dan menyerahkan kepada Belanda. Sebagai gantinya, koloni Belanda, yakni Nieuw Amsterdam di Amerika Utara (kini Manhattan, New York) diserahkan ke Inggris. “Manhattan kini salah satu kota megah dan kaya raya di Amerika Serikat, sementara Pulau Run di Maluku, begitu-begitu saja,” ujar Doni prihatin.
Berikut, Doni menyebut tanaman nilam. Dikatakan, Nilam berasal dari singkatan Nederlands Indische Land ook Acheh Maatzchappij, sebuah perusahaan Belanda yang mengatur perdagangan dan sistem penjualan dari tanaman Patchouli. Perusahaan Belanda waktu itu bekerjasama dengan para Ulee Balang dalam pengelolaan ladang nilam di Aceh.
Hasil penelitian menyebutkan Nilam Aceh merupakan nilam terbaik dengan kandungan Patchouli Alkohol (PA) di atas 30 persen sehingga banyak dicari. “Begitu banyak kekayaan Nusantara. Bahkan saat kunjungan ke Belanda Mei 2019, saya menemukan tulisan ‘Specerijenmagazijn, Indie’s Welvaren’, yang artinya ‘Gudang rempah-rempah, harta kekayaan melimpah dari bumi Indonesia’. Itu adalah bukti nyata dan pengakuan dari Belanda yang tiga-setengah abad menjajah kita,” ujar Doni.
Di berbagai pulau, kita menjumpai banyak peninggalan berupa benteng. Selain benteng Belanda (VOC), ada benteng Inggris, Portugis, dan Spanyol. “Negara-negara itu pernah meraup hasil bumi kita untuk kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Atas fakta sejarah masa lalu, Doni pun bertanya, “Bisakah kita mengulang sejarah itu?”, lalu dijawabnya sendiri,
“Bisa, asal kita mau!” Ia bahkan meyakini, jika sektor rempah digarap dengan baik, Indonesia bisa lebih kaya dari VOC.
Doni mengingatkan, potensi tambang Indonesia pada saatnya akan habis. Tambang emas, nikel, bauksit, aluminium, batubara, akan habis. Tidak ada tambang yang abadi.
Satu-satunya yang tidak akan pernah habis, serta baik untuk generasi mendatang adalah vegetasi yang punya nilai ekonomi. Indonesia sejak dahulu terkenal dengan kekayaan rempah. Ditambah aneka kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti gaharu, cendana, masoya, nilam, dan sebagainya.
PPAD Jawa Timur bisa memulainya dengan merajut kolaborasi dengan Pemprov, didukung TNI-Polri serta unsur-unsur masyarakat yang lain.
“Hingga hari ini, kita masih sangat tergantung pada obat-obatan impor. Padahal, kita memiliki aneka jenis tanaman herbal yang bisa menjadi obat. Sudah terbukti pula, herbal mampu meningkatkan imunitas tubuh manusia,” tambah Doni.
“Satu contoh saja, perusahaan jamu PT Sido Muncul Semarang, tahun lalu membukukan angka keuntungan Rp 1,2 triliun. Ini sangat luar biasa. Contoh itu bisa menjadi benchmark. Jawa Timur memiliki potensi sebagai penghasil obat-obatan herbal. Mari kita sama-sama berusaha mengurangi obat impor, dan sebaliknya kita ekspor obat herbal,” katanya.
Ia meminta para purnawirawan mengubah paradigma. Mengubah mindset. Usia 50-an, 60-an, masih bisa produktif. “Ingat, negara akan kuat kalau ekonomi rakyatnya juga kuat,” ujarnya.
PPAD, telah mendapat komitmen dari banyak pihak, termasuk kementerian dan lembaga negara. Di antaranya Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian BUMN (termasuk pasar digital BUMN), lembaga perbankan pemerintah, KADIN, perusahaan swasta, serta beberapa platform e-commerce.
PPAD harus terlibat aktif dalam ikut menggerakkan ekonomi masyarakat. Selain sektor “emas hijau”, juga budidaya laut. Peluang lain juga ada di sektor peternakan. Di bidang peternakan, PPAD bahkan sudah mengikat kerjasama dengan PT Berdikari (Persero).
“Mulailah dengan ikut meningkatkan ekonomi di sekitar kita. Bahkan bisa membuka lapangan kerja bagi para korban PHK. Di bawah kepemimpinan Ketua DPD PPAD Jawa Timur, pak Heru, dibantu Kodam V/Brawijaya, Pemprov Jatim bisa menjadi penggerak ekonomi, utamanya di Jawa Timur,” kata Doni pula.
Pada sesi kedua, dilakukan tatap muka dan presentasi mitra PPAD. Mereka adalah KADIN Jawa Timur, UMKM, BRI, dan PT Bangka Asindo Agri. Yang terakhir, mempresentasikan produk olahan sagu berupa mie sagu (Sagoo Mee).
Tancap Gas
Begitulah, di setiap kunjungannya, Doni Monardo menggugah semangat para purnawirawan. Untuk diketahui, setelah kepengurusan PP PPAD periode 2021–2026 dikukuhkan oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman 8 Februari 2022, Doni dan pengurus pusat PPAD langsung tancap gas. Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak, dibarengi kunjungan kerja ke berbagai daerah.
Sementara, Sekjen PP PPAD, Mayjen TNI Purn Komaruddin Simanjuntak, menerjemahkannya ke dalam rapat-rapat intensif membahas program kerja bersama para Ketua Bidang dan pengurus lain.
Tak terkecuali, ketua-ketua bidang pun bergerak cepat menerjemahkan program besar Ketua Umum. Ketua Dewan Pengawas merangkap Waketum, Letjen TNI Purn Dodik Wijanarko, ikut mengawal penyusunan program kerja itu.
Kunjungan kerja informal pertama ia lakukan ke Kalimantan Tengah, 23 Desember 2021. Saat mengunjungi kantor DPD PPAD Kalsel di Komplek Militer Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani, Banjarmasin Timur, Doni disambut Ketua DPD PPAD Kalsel, Mayor (Purn) H. Sujoko dan jajarannya. Mereka membentuk dua barisan di teras kantor.
Dengan sajian babungku dan kue cincin, Doni Monardo berdialog santai dengan jajaran pengurus DPD PPAD Provinsi Kalimanten Selatan. Inilah kunjungan pertama tak resmi, Doni sejak terpilih menjadi Ketua Umum DPP PPAD, dalam Munas IV PPAD, 14-15 Desember 2021.
Sedangkan, kunjungan kerja resmi pertama dilakukan tanggal 16 – 19 Februari 2022 ke DPD PPAD Jawa Tengah.
Di Jawa Tengah, Doni Monardo mengajak pengurus PPAD ‘sowan’ ke senior Letjen TNI Purn Bibit Waluyo di Magelang. Di sela-sela waktu, Doni juga menyempatkan bertemu Bupati Cilacap dan timnya, membahas konservasi hutan mangrove di Nusakambangan.
Masih di Semarang, Doni Monardo dan sejumlah pengurus juga bertemu manajemen PT Sido Muncul, bicara soal rempah-rempah dan peluang kerjasama. Esoknya menuju Kota Kretek Kudus.
Selain menjadi tamu PT Djarum Kudus, rombongan Doni Monardo juga bersilaturahmi ke garasi “raja bus” Kopral Kepala Purn H. Haryanto, pemiliki Perusahaan Otobus (PO) Haryanto.