SEMINGGU yang lalu, sebelum wacana penundaan pemilu 2024 mengemuka, saya bertemu seorang legislator dari partai G.
Beliau mengatakan “elektabilitas pak Anies luar biasa pak Ramli, bahkan ada survey yang hasilnya 45% untuk pak Anies hanya donaturnya melarangnya mempublikasikan angka tersebut.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Yah, terlepas dari apakah cerita itu betul atau tidak, namun pergerakan relawan Anies di berbagai daerah memang seperti tak terbendung, terus bergerak dari satu provinsi ke provinsi lain, dari satu kabupaten ke kabupaten lain hingga ke pelosok desa.
Apalagi survei terakhir Indonesia Political Opinion (IPO) menemukan fakta bahwa Anies memang teratas dalam survei mereka.
“Jika dikerucutkan 5 nama, Anies Baswedan berada di posisi teratas dengan persentase 24,6 persen,” ucap Dedi dalam diskusi MNC Trijaya Network, Sabtu (26/2).
Di posisi kedua, sosok Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas sebesar 23,9 persen. Kemudian, disusul Ganjar Pranowo sebesar 19,2 persen.
Pada posisi keempat, ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 7,3 persen, dan posisi kelima ada Ridwan Kamil sebesar 5,1 persen.
Pergerakan relawan Anies diyakini semakin menaikkan popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan, apalagi pergerakan itu terjadi secara organik, tanpa dibiayai bahkan mereka yang aktif mencari simpul-simpul relawan Anies yang relawan itupun belum tentu tersambung dengan Anies Baswedan apalagi direstui dan didanai.
Tampaknya, elektabilitas yang semakin tinggi inilah yang membuat parpol kehabisan akal dalam upaya bersaing dengan tokoh non parpol seperti Anies Baswedan.
Rasa frustasi melingkupi mereka dan pilihannya adalah mencari cara untuk tidak berhadapan dengan Anies.
Salah satu cara untuk tidak berhadapan dengan Anies adalah menunda pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden.
Tentu saja ini banyak keuntungannya, selain tak berhadapan dengan Anies Baswedan yang tampaknya makin sulit dikalahkan, perpanjangan masa jabatan presiden juga ikut memperpanjang masa jabatan legislator parpol di semua jenjang, memperpanjang masa jabatan menteri bahkan bisa jadi memperpanjang masa jabatan kepala daerah.
Semua itu tentu saja menguntungkan parpol apalagi parpol penguasa, sehingga mendorong issu itu makin kencang pasti akan mereka lakukan dengan semangat 45.
Para cukong juga pasti senang dengan wacana itu karena mereka tidak akan berhadapan dengan Anies Baswedan yang jelas menunjukkan keberpihakannya pada rakyat kecil.
Sebenarnya memberikan kesempatan kepada Presiden Jokowi ikut pilpres ketiga kalinya akan membuat keserakahan parpol tersamarkan namun itu tentu saja tidak menguntungkan mereka apalagi mereka juga khawatir, Presiden Jokowi tidak akan sanggup mengalahkan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat