GOWA, UJUNGJARI.COM — Mulai Rabu 19 Januari 2022 hari ini, pemerintah mengumumkan penurunan harga minyak goreng dan mengeluarkan harga subsidi seharga Rp 14.000 per liter. Kebijakan yang dikeluarkan pertengahan Januari ini diterbitkan melalui Kementerian Perekonomian Republik Indonesia.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perdastri) Kabupaten Gowa Andi Sura Suaib, Rabu siang mengatakan, pemberlakukan harga serentak ini hanya berlaku di toko-toko modern atau minimarket.
Sementara di pasar-pasar tradisional kata Andi Sura, harga minyak masih diberi range waktu satu minggu untuk menyesuaikan harga. Hingga kini, harga minyak goreng di pasar tradisional masih berada pada angka Rp 18.000 per liter.
Hal ini dikarenakan pasar tradisional menggunakan sistem pembelian terputus, tidak bisa mengembalikan barang, sehingga Pemerintah Pusat memberikan range waktu satu minggu kedepan untuk menyesuaikan harga jualnya kembali.
Rabu sekira pukul 09.00 Wita, Dinas Perdastri Gowa melakukan pemantauan harga di Alfa Midi di Jl Agussalim, Sungguminasa. Hasilnya minyak goreng sudah berada pada angka 14.000 per liter untuk merk Bimoli, Filma. Turun harga ini kecuali merk Sania yang belum ada instruksi dari pabriknya.
Andi Sura bersama jajaran pun telah melakukan sosialisasi kepada distributor minyak goreng di pasar-pasar tradisional. Andi Sura berharap dalam satu minggu ke depan, para distributor minyak goreng di pasar tradisional sudah bisa menyeragamkan harga minyak goreng sesuai instruksi pemerintah.
Daeng Te’ne penjual lauk gorengan di pasar darurat Borongloe, Kecamatan Bontomarannu mengaku gembira dengan turunnya harga minyak goreng.
” Alhamdulillah harga minyak goreng turun kembali ke harga semula. Dulu harga minyak goreng bervariasi sesuai merk produknya antara Rp 13.000 hingga 16.000 per liter (minyak goreng kemasan) kemudian naik rata menjadi Rp 19.000 hingga Rp 24.000 per liter sesuai merknya. Waktu naik, saya berhenti jualan lauk gorengan karena sudah pasti keuntungan lauk jualan saya seperti tumpi-tumpi (perkedel ikan khas suku Makassar) hilang. Per satu biji tumpi-tumpi saya jual 1.000 rupiah. Saya membuat tumpi-tumpi setiap kali menjual hanya sekitar 50 biji hingga 60 biji. Untung yg saya dapat dari modal paling banyak 10.000. Saat minyak naik. Keuntungan saya hilang sama sekali. Makanya saya berenti jual tumpi-tumpi, ” kata Dg Te’ne.
Sekarang minyak goreng turun, wanita berumur 45 tahun ini mengaku siap-siap kembali bikin tumpi-tumpi untuk dijual di pasar. (sar)
#######
Per pukul 00.00 Wita Dini hari, berdasarkan instruksi kementerian Koordinator Ekonomi itu sudah ada pemberlakuan harga baru untuk minyak goreng menjadi 14 ribu/liter. Namun itu hanya berlaku di toko-toko modern. Sementara di pasar-pasar tradisional itu masih diberi range waktu 1 minggu untuk menyesuaikan harga. Hingga kini, harga minyak goreng di pasar tradisional masih berada pada angka Rp 18.000 rupiah/liter.
Hal ini dikarenakan pasar tradisional menggunakan sistem pembelian terputus, tidak bisa mengembakikan barang, sehingga Pemerintah Pusat memberikan range waktu 1 minggu kedepan.
Pada pukul 9 tadi kami melakukan pemantauan harga di Alfamart di Jl Agus salim, Minyak Goreng sudah 14 ribu per kilo untuk Bimoli, Filma, kecuali Sania yang belum ada instruksi dari Pabriknya.
Pihaknya pun telah melakukan sosialisasi kepada distributor minyak goreng di Pasar tradisional.
Dirinya berharap 1 minggu kemudian para distributor minyak pasar tradisional sudah bisa menyeragamkan harga minyak goreng.-