Site icon Ujung Jari

Kepala BPKA Sulsel: Proyek KA Beri Banyak Manfaat Positif untuk Masyarakat dan Daerah

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM – Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Andi Amanna Gappa, menggaransi kehadiran Kereta Api (KA) Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare akan memberi multiplier effect yang positif bagi masyarakat maupun daerah.

Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak bersinergi mendukung penuntasan proyek KA agar operasionalnya segera dirasakan manfaatnya.

“Proses pembangunan KA menimbulkan sejumlah dampak yang mungkin terasa, termasuk soal harus adanya pembebasan lahan. Tapi, saya berani menjamin bahwa dampak positif atau benefit multiplier effect atas operasional KA di Sulsel akan jauh lebih besar bagi masyarakat maupun daerah,” kata Amanna Gappa pada kegiatan Pemberitahuan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalur KA Makassar-Parepare Segmen E untuk Kabupaten Maros dan Kota Makassar di Hotel Harper Perintis Makassar, Selasa (11/1).

Ia menjabarkan sederet benefit multiplier effect atas operasional KA di Sulsel adalah terbukanya lapangan kerja bagi putra-putri daerah hingga adanya potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru.

Operasional KA juga dipastikan mengakselerasi perekonomian daerah dan meningkatkan konektivitas wilayah, sehingga masyarakat semakin nyaman jika ingin bepergian. Begitu pula untuk angkutan barang pada rute yang dilalui akan jauh lebih mudah.

“KA di Sulsel rute Makassar-Parepare ini bukan cuma angkutan penumpang, tapi juga angkutan barang. Bila sudah dioperasikan, ini tentu meningkatkan konektivitas wilayah yang akan memacu akselerasi perekonomian. Ya, makanya ayo dukung penuntasan proyek KA demi kemajuan daerah, ya semakin cepat rampung maka manfaat positifnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat,” tutur dia.

Lebih jauh, Amanna Gappa menuturkan kehadiran KA di Sulsel juga akan menunjang sektor pariwisata, khususnya pada daerah-daerah yang dilalui.

Ia mencontohkan destinasi wisata Rammang-rammang di Kabupaten Maros, yang diproyeksikannya akan semakin berkembang dengan operasional KA.

Terlebih, salah satu stasiun memang ditempatkan di wilayah tersebut, sehingga akses wisatawan ke destinasi wisata itu akan jauh lebih mudah.

“Makanya, selalu saya sampaikan bahwa kehadiran KA di Sulsel membawa banyak dampak positif di berbagai bidang, tidak cuma sektor perhubungan dan ekonomi, tapi juga pariwisata. Intinya, kehadiran KA akan membawa kemajuan bagi daerah dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di sekitar stasiun karena perekonomian pasti berkembang di sana,” tuturnya.

Terkait persoalan pembebasan lahan, ia menyebut tinggal segelintir pihak yang masih bertahan. Untuk itu, pihaknya bersama instansi terkait, termasuk dari pemerintah daerah terus melakukan upaya persuasif dan pendekatan edukatif.

Amanna Gappa menyebut pihaknya juga tentunya tidak menginginkan masyarakat merugi. Namun, tidak bijak jika terus menghambat penuntasan Proyek Strategis Nasional (PSN) itu.

“Langkah-langkah persuasif dan pendekatan edukatif terus kita lakukan untuk memastikan pengadaan lahan rampung 100% agar jalur KA bisa segera terkoneksi seluruhnya,” katanya.

Sejauh ini, kata dia proggresnya berjalan cukup baik dan tinggal segelintir yang masih berproses.

“Semoga bisa berjalan lancar sesuai perencanaan dan operasional tahap awal KA di Sulsel bisa direalisasikan pada tahun ini,” pungkasnya.

Adapun acara Pemberitahuan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalur KA Makassar-Parepare Segmen E untuk Kabupaten Maros dan Kota Makassar diselenggarakan oleh Pemprov Sulsel sebagai tim persiapan.

Kegiatan itu dihadiri para pemilik lahan serta instansi terkait, seperti pihak Dinas Perkimtan Sulsel, BPN Sulsel, Pemkot Makassar, Pemerintah Kecamatan Tamalanrea dan para pemilik lahan.

Pada kesempatan itu, pihak BPKA Sulsel juga memaparkan rencana jalur KA untuk rute Makassar-Maros dan rute Maros-Bandara. Total kebutuhan lahan untuk rute itu berkisar 83 hektare, masing-masing yakni 43 hektare di Makassar dan 40 hektare di Maros.

Dipaparkan pula jumlah lahan terdampak di setiap kelurahan yang dilalui jalur KA, dimana berdasarkan pendataan bahwa mayoritas lahan bukan pemukiman, tapi tambak, sawah dan gudang 88.

Exit mobile version