MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Vaksinasi dosis ketiga (booster) di Makassar akan segera dilakukan. Dinas Kesehatan Makassar tinggal menunggu alokasi vaksin dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan.

Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, dr Wachyudi Muchsin berujar dalam penentuan mekanisme vaksinasi booster, ada beberapa hal yang perlu ditelaah, yakni soal ketersediaan vaksin dan pihak yang paling besar potensinya terpapar virus Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Nakes diutamakan vaksin booster karena selain keterbatasan vaksin, mereka juga yang paling sering bertemu dengan orang yang terpapar. Soal apakah masyarakat perlu dibooster atau tidak, bergantung kesiapan pemerintah karena ini kan memakan anggaran yang besar,” ujar Yudi.

Terkait skema vaksin booster berbayar, Yudi mengaku hal itu sah-sah saja dilakukan oleh pemerintah. Namun, pemerintah harus memberi subsidi bagi masyarakat kurang mampu.

“Boleh berbayar, tapi dengan catatan bagi yang mampu. Yang tidak mampu tetap disubsidi pemerintah. Atau bisa juga lewat mekanisme BPJS. Kan poinnya pemerintah tidak mungkin mau lihat rakyatnya menderita. Tapi ada namanya skala prioritas. Prioritas ini yang perlu dipikirkan bersama,” jelasnya.

Kendati begitu, Yudi menyarankan agar pemerintah bisa tetap fokus dalam menyasar masyarakat yang belum memperoleh vaksinasi dosis pertama dan kedua, sebelum fokus pada vaksinasi booster. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang bahkan belum menerima vaksin dosis pertamanya.

“Yang paling utama adalah fokus pada vaksin pertama dan kedua dulu, dan masyarakat yang sudah dua kali vaksin, jangan jumawa. Tetap terapkan protokol kesehatan, dan maksimalkan aplikasi PeduliLindungi. Ketika ada yang terpapar, lebih gampang dideteksi lewat aplikasi tersebut,” pungkasnya.