MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,92 persen pada Desember tahun lalu. Ada kenaikan dibanding bulan November yang mengalami inflasi sebesar 0,37 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan Causa Iman Karana menjelaskan secara keseluruhan, inflasi yang tercatat sepanjang tahun 2021 di Sulsel sebesar 2,40 persen, berada dalam sasaran inflasi nasional pada tahun 2021 yang sebesar 3,0 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Inflasi terjadi di seluruh kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau, transportasi; dan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga,” ungkap Causa.

Dia melanjutkan, kenaikan harga pada kelompok makanan, ninuman, dan tembakau dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat seiring perayaan Natal dan momen pergantian tahun.

Komoditas penyumbang inflasi utama diantaranya adalah cabai rawit, minyak goreng, dan cabai merah.

Harga minyak goreng meningkat seiring dengan tren peningkatan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang masih berlanjut di bulan Desember 2021.

Kenaikan harga pada kelompok transportasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket angkutan udara, tarif angkutan antar kota, dan tarif kendaraan roda empat online seiring dengan pelonggaran perjalanan masyarakat, baik lintas maupun dalam wilayah Sulsel.

Adapun kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.

Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, menjelang Natal dan momen pergantian tahun, potensi tekanan inflasi memang meningkat.

Namun, secara keseluruhan realisasi inflasi Sulsel tetap terkendali dan berada dalam sasaran inflasi nasional pada tahun 2021 yang sebesar 3,0±1%.

“Pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulsel,” tambah Causa.

Diantaranya melalui implementasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) antar Kabupaten/Kota se-Sulsel, pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar untuk mendorong keterjangkauan harga, serta pemantauan harga secara berkala.

Untuk menjaga stabilitas harga pada tahun 2022, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkomitmen untuk terus bersinergi dalam rangka menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi yang berfokus pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif) di wilayah Sulsel, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. (**)