GOWA, UJUNGJARI.COM — Pemerintah Kabupaten Gowa menerima penghargaan nasional bidang perkebunan. Potensi perkebunan Kabupaten Gowa diakui Kementrian Pertanian RI, karena itu Anugerah Pratama Perkebunan Indonesia Award pun diraih Gowa.

Diraihnya Anugerah Pratama Perkebunan ini karena Kabupaten Gowa menjadi salah satu daerah yang ikut berkontribusi pada program Merdeka Ekspor 2021 yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI. Dimana dalam keterlibatannya itu, Pemkab Gowa melepas sebanyak 28.266 ton tanaman porang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sektor perkebunan di wilayah Kabupaten Gowa memiliki potensi yang cukup besar. Selain menjadi menyangga kebutuhan komoditas perkebunan di tingkat provinsi juga membantu geliat sektor pertanian hingga ke nasional.

Dengan dukungan Pemkab Gowa dalam mendorong sektor pertanian nasional ini meraih penghargaan via kategori birokrat oleh Kementan RI. Penghargaan ini diterima Kamsina selaku Penjabat Sekretaris Kabupaten Gowa pada peringatan Hari Perkebunan ke-64 dan Hari Rempah Nasional 2021 yang berlangsung di Hotel Niagara Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara, Jumat (10/12).

“Kami merasa bangga dengan penghargaan tertinggi di bidang perkebunan ini. Hal ini merupakan pencapaian kita bersama di Kabupaten Gowa. Alhamdulillah,” kata Kamsina saat ditemui seusai kegiatan.

Ia mengatakan, untuk sektor perkebunan dan rempah, Kabupaten Gowa juga tidak ketinggalan karena memang memiliki potensi komoditas cukup besar dan terus dikembangkan.

“Gowa juga memiliki hasil perkebunan seperti lada, kunyit, jahe merah dan lainnya yang dapat kita ekspor ke luar negeri sebagai komoditas unggulan,” tambah Kamsina didampingi Kadis Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati.

Kamsina juga berharap dengan penerimaan penghargaan ini, kedepannya dapat terus dipertahankan agar masyarakat lebih sejahtera dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat terus terjaga.

Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mengatakan, sudah saatnya pengembangan komoditas perkebunan dan rempah dikembangkan melalui peningkatan produksi di sektor ini. Tidak hanya itu, ke depan Indonesia juga harus mengekspor bahan yang sudah diolah sehingga mampu meningkatkan nilai produk perkebunan.

“Kita harus secepatnya keluar dari jebakan negara berkembang yakni negara pengekspor bahan mentah. Sebab, perkebunan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang. Lebih dari lima abad yang lalu, lautan nusantara telah ramai oleh lalulintas perdagangan komoditi utama produk perkebunan,” kata mantan Ketua MUI ini.

Selain itu menurut Wapres, untuk meningkatkan nilai ekspor sektor pertanian, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus menciptakan berbagai terobosan, diantaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka serta membangun berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik.

“Dengan adanya sistem perdagangan internasional yang terbuka ini, kita dapat mengatasi hambatan dalam arena perdagangan internasional. Maka perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan akan persyaratan memasuki arena perdagangan pasar global,” kata Wapres.

Sementara itu, Menteri Pertanian RI Syahrul YL mengaku optimis dapat meningkatkan produksi, daya saing dan ekspor komoditas perkebunan dan rempah.

“Kegiatan hari ini bertujuan untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas dan partisipasi seluruh stakeholder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarat untuk mengambil peran dalam meningkatkan ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi,” kata mantan Gubernur Sulsel ini.

Menurut Mentan, di masa pandemi covid-19 ini hanya sektor pertanian yang mampu tumbuh positif sehingga menjadi penyelamat pertumbuhan perekonomian nasional.

“Peringatan ini menjadi momentum kita bangkitkan semangat untuk tingkatkan ekspor komoditas perkebunan dan rempah kita menjadi tiga kali lipat. Dan peringkat Indonesia sebagai penghasil rempah harus naik dari saat ini 10 menjadi 3 atau 2 terbesar dunia,” tambah SYL, sebutan popular Syahrul.

Kegiatan Peringatan Hari Perkebunan ini dirangkaikan dengan pelepasan ekspor secara simbolis 25 komoditas perkebunan dan rempah ke 34 negara dengan nilai mencapai Rp 207,93 miliar.-