GOWA, UJUNGJARI.COM — Sejak penanganan sektor tambang diambilalih Pemerintah Provinsi Sulsel, aktivitas perlalulintasan truk-truk tambang tidak berubah, malah cenderung meningkat. Malah aktivitas pengangkutan bahan tambang berupa batu kali batu gunung, pasir serta tanah uruq makin ramai. Hal ini membuat volume pengguna jalan pun menjadi lebih padat apalagi di hari-hari libur atau weekend.
Aktivitas lalulintas truk padat setiap hari tanpa jeda baik pagi, siang, sore, malam bahkan hingga dinihari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu Pemerintah Kabupaten Gowa menggagas program sehari tanpa truk. Pemkab Gowa memilih Sabtu sebagai hari free dari aktivitas truk tambang.
Terkait rencana ini, Bupati Gowa Dr Adnan Purichta Ichsan pun menemui Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di rujab Gubernur Sulsel, Senin (15/11/2021) kemarin siang.
Adnan mengajukan rencana Saturday Truck Free Day kepada gubernur. Rencana inipun sebenarnya telah menjadi pemikiran Plt Gubernur Andi Sudirman yang kemudian klop dibahas bersama dengan Bupati Gowa, Senin kemarin.
Menurut Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, rencana pemberlakuan tanpa aktivitas truk di hari Sabtu ini masih sementara dikaji sebelum diberlakukan di area jalan menuju kawasan wisata Malino.
” Kami sudah koordinasi dengan Bupati Gowa bahwa segala wisata di Malino terhambat percepatannya oleh isu akses. Olehnya kita kaji penerapan Saturday Truck Free Day pada poros menuju kota Malino ini,” kata Andi Sudirman.
Menurutnya, hal ini merupakan bentuk sinergitas kebijakan untuk menjadikan Malino sebagai sentra destinasi unggulan dekat dari kota Mamminasata. Dikatakannya jika pola ini bisa dilakukan nanti maka ini menjadi salah satu upaya memperlancar akses menuju kawasan Malino.
” Dampaknya, tentu berimbas pada meningkatnya kunjungan wisata. Terlebih, saat ini pemerintah tengah berupaya melakukan pemulihan di era pandemi covid-19 yang sangat berdampak pada sektor ekonomi rakyat dan salah satu sumber penguatan ekonomi itu adalah sektor pariwisata, ” ungkapnya.
Terkait pemberlakuan Sabtu tanpa aktivitas truk ini kata Andi Sudirman masih kan melalui kajian serta sosialisasi setelah itu baru diujicoba. Setelah ujicoba baru dievaluasi untuk diketahui bagaimana peningkatan pengunjung wisata sehingga promosi wisata Malino bisa lebih ditingkatkan.
Terkait gagasan ini Milenial Peduli Sulsel (MPS) Sulsel sangat merespon positif. Menurut MPS, sepanjang itu untuk kepentingan masyarakat dan pro rakyat maka pihaknya mendukung.
” Jika program ini untuk peningkatan pariwisata yang bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Malino tentu dengan meningkatnya wisatawan akan berdampak secara ekonomi ke masyarakat sekitar. Tinggal diatur teknisnya sehingga tidak tabrakan dengan kebutuhan masyarakat di sisi yang lain, ” tutur Ketua MPS Sulsel Hasrul A Rajab kepada BKM Selasa (16/11/2021).
Selain itu, MPS juga menyatakan siap mendukung dan membantu pemerintah dalam mensosialisasikan ke para Komunitas pencinta alam dan para pengusaha tambang terkait program ini.
” Ini akan memudahkan yang ingin berkunjung ke Malino sebab tentu jika di hari weekend itu tidak ada truk maka kendaraan kecil lainnya akan bebas melintas menuju Malino. Kalaupun memungkinkan, kami saran bukan cuma Sabtu saja, jalur ke Malino beneas dari aktivitas truk tapi juga hari Minggu sebab di hari Minggu itu merupakan arus balik wisatawan dari Malino ke daerahnya. Jadi untuk transportasi balik juga pengunjung dan wisatawan bisa jadi lebih nyaman di jalan tanpa aktivitas truk yang menghalangi,” kata Hasrul.
Sementara itu seorang pengusaha tambang dan pemilik truk tambang Viandri Daeng Sese dari Kecamatan Parangloe mengungkapkan bahwa program ini baik untuk masyarakat Malino tapi bagi dirinya dan pengusaha truk tambang lainnya tentu akan menjadi dilema.
” Karena tentu cara ini akan mengurangi waktu dan volume angkutan kami. Disinilah pemerintah harus mencari solusi atau jalan keluar yang baik buat semua. Sehingga tidak merugikan dari pihak pengusaha tambang apalagi kami mempekerjakan buruh tambang dan sopir dimana pendapatan mereka dihitung per hari, ” kata Viandri Daeng Sese.-