Bulutangkis adalah cabang olahraga unggulan indonesia. Betapa tidak, cabang olahraga ini terbukti menjaga marwah Indonesia dimata dunia.
Namun disayangkan pola pembinaan atlet bulutangkis belum merata ditanah air. Termasuk daerah sulawesi selatan, dimana pengurus PBSI sulawesi selatan tidak memiliki skema dan pola pembinaan yang lebih sistematis dan lebih terarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PBSI Sulawesi Selatan butuh karakter kepemimpinan yang punya visi besar dan punya perspektif membangun bulutangkis sulawesi selatan.
Beberapa yang harus dibenahi ditubuh PBSI Sulawesi Selatan adalah Pola pembinaan Atlet yang lebih terarah, sistem pengelolaan organisasi yang lebih partisipatif, turnamen yang berjenjang, transparansi pengelolaan keuangan, dan penguatan organisasi melalui koordinasi yang kuat internal dan pengurus kabupaten/kota PBSI.
Kegagalan bulutangkis sulawesi selatan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 adalah fakta minimnya pola pembinaan atlet bulutangkis Sulawesi Selatan.
Saya sangat prihatin dan menyayangkan kacaunya pola pembinaan atlet bulutangkis sulsel.
Namun demikian, saya tetap harus beri apresiasi setinggi-tingginya kepada Dhevo Kaddafi atas usahanya memimpin PBSI Sulsel selama 2 periode yaitu tahun 2013-2021.
Saya kira 8 tahun di sulawesi selatan sudah cukup dan disarankan fokus sebagai dewan Pengawas PBSI Pusat.
Oleh karena itu, mendekati Musyawarah Provinsi (Musyprov) PBSI Sulawesi Selatan, saya meminta Dhevo Kaddafi selaku ketua umum PBSI Sulsel sebaiknya “menyerahkan” kepemimpian selanjutnya kepada orang yang tepat yaitu punya komitmen membangun bulutangkis sulawesi selatan.
Orang yang paling pantas memimpin PBSI Sulsel periode 2021-2024 adalah orang yang punya akses fasilitas latihan yang memadai dan berstandar nasional. Kemudian punya SDM yang mumpuni termasuk menyiapkan pola pembinaan yang sistematis, berkelanjutan dengan pendampingan para pelatih yang berkualitas.
Sulawesi Selatan punya Universitas Negeri Makassar (UNM) yang selama ini membina atlet berprestasi, bisa dijadikan laboratorium pembinaan atlet yang berkualitas tinggi.
Saya sarankan, UNM diberi ruang seluas-luasnya mengelola pembinaan atlet bulutangkis sulawesi selatan agar lebih terarah.
Di sana ada Prof Karta Jayadi, Wakil Rektor II UNM yang juga ketua PBSI UNM sangat layak melanjutkan kepemimpinan PBSI Sulsel menggantikan posisi Devo Khaddafi.
Penulis: Andi Fajar Asti
Ketua PB. Youtuber / Ketua Badminton Lovers Sulsel