MINAHASA UTARA,UJUNGJARI.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” kali ini diselenggarakan secara virtual di Minahasa Utara, Sulawesi Utara pada 22 Oktober 2021. Pembahasan tema pada kali ini mengenai “Jadi Pembuat Konten yang Hits dan Berfaedah”.

Program Literasi Digital ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari pendiri Climate Institute, Putri Potabuga; dosen IAIN Manado, Nur Evira Anggrainy; Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jerry Sumampouw; serta praktisi medsos dan dosen Universitas Ciputra Surabaya, Aan Anshori.

Adapun, sebagai moderator adalah Febrina Stevani. Pada program kali ini diikuti oleh 1215 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beralih ke sesi materi, Putri Potabuga sebagai narasumber pertama tampil membawakan tema “Konten Viral, OK. Berfaedah PASTI. Kecakapan Digital”.

Putri mengatakan, pada 2025, populasi generasi alfa akan membengkak. Karakteristiknya paling terdidik dan cenderung bergantung pada teknologi. Tantangan generasi ini: kurang peka terhadap lingkungan sekitar, tidak mementingkan pendidikan formal, dan mudah terpapar teknologi.

“Adapun, kompetensi yang diperlukan: berpikir kritis, berjiwa wirausaha, memiliki rasa ingin tahu, kolaborasi dan memimpin, mampu berkomunikasi efektif, dan mampu mengakses serta menganalisa informasi,” terangnya.

Berikutnya, Nur Evira Anggrainy menyampaikan materi berjudul “Konten Digital: Apa yang Boleh dan Tak Boleh”. Cara membuat konten yang baik adalah sesuai minat, disertai riset, fokus pada headline yang kuat, cari sudut pandang yang unik, sumber informasi kuat, dan kemas secara menarik. Dalam berinternet, termasuk membuat konten, dibutuhkan netiket (etika dan etiket di ruang digital).

“Rambu-rambu dalam membuat konten adalah hoaks, perundungan, ujaran kebencian, dan pornografi,” jelas Nur.

Sebagai pemateri ketiga, Jerry Sumampouw membawakan tema tentang “Multikulturalisme dalam Ruang Digital”. Media mendorong masyarakat kita makin terbuka karena pertukaran informasi yang begitu cepat, komunikasi yang intens, dan sedikit menciptakan goncangan budaya. Jenis multikulturalisme, antara lain akomodatif, otonomis, interaktif, isolasionis, dan kosmopolitan.

“Anak muda relatif tidak mengalami kekagetan budaya karena mereka hidup langsung berinteraksi dengan dunia yang sifatnya kosmopolitan,” ujar Jerry.

Adapun, sebagai pemateri terakhir, Aan Anshori menyampaikan tema mengenai “#digitalsafety: Menganalisis Kasus Cyberbullying dan Cara Menghentikannya”. Perisakan (bullying) merupakan tindakan agresif seseorang dengan sengaja dan berulang kali, yang menyebabkan orang lain terluka atau merasa tidak nyaman.

Tipenya antara lain menggoda, panggilan nama, komentar seksual tidak pantas, ancaman, ejekan, meninggalkan seseorang secara sengaja, meminta seseorang tidak berteman dengan orang tertentu, menghembuskan rumor, dan mempermalukan orang di depan publik. “Dampaknya adalah depresi dan khawatir, gangguan kesehatan, serta terganggunya produktivitas (akademik dan nonakademik),” jelas Aan.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar kali ini, panitia memberikan berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

“Apakah ada lembaga yang mengawal terkait unggahan atau kiriman konten yang kurang mendidik? Apakah pembuat konten yang tidak mendidik tersebut sudah ditegur?” tanya Nuraini Hendrawati kepada Nur Evira Anggrainy.

“Memang ada lembaga yang mengawasi. Tetapi, tidak semua konten tersebut terdeteksi. Itu sebabnya, sebagai generasi muda, mari kita hadang konten-konten negatif tersebut dengan konten-konten positif. Ini kerja kita bersama,” jawab Nur Evira Anggrainy.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.