BOALEMO,UJUNGJARI.COM– Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, kali ini menyapa warga Boalemo, Gorontalo secara virtual (18/10). Program Literasi Digital merupakan gagasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bekerja sama dengan Dyandra Promosindo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini membahas “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program kali ini menghadirkan 496 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Bidang Ahli ICT Kopertais II Jabar, Cecep Nurul Alam; pemengaruh (influencer), Tenripakkua Bungawalia; dosen dan praktisi digital, Reni Haerani; serta dosen, Astri Dwi Andriani. Adapun sebagai moderator adalah Vivi Zabkie. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Cecep sebagai narasumber pertama, hadir membawakan materi kecakapan digital bertema “Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif bagi Pemuka Agama”.

Menurut dia, metode dakwah era digital dapat memanfaatkan media internet baik berupa e-book, portal, streaming, podcasting, maupun laman media sosial. “Dakwah harus dilakukan dengan pandai, tidak provokatif, terkonsep, memahami detil isu, dan sopan dalam penyampaian,” pesannya.

Berikutnya, Tenripakkua menyampaikan materi etika digital berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, komentar yang buruk bisa mengganggu psikologis orang yang kita komentari dan berdampak negatif pada reputasi atau rekam jejak kita sendiri. Etika berinternet penting diterapkan di dunia maya agar tercipta kehidupan digital yang saling menghormati, menghargai, dan menjaga privasi.

Sebagai pemateri ketiga, Reni membawakan tema budaya digital tentang “Literasi Digital dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”. Menurut dia, budaya Indonesia sangat dibutuhkan dalam transformasi digital agar masyarakat tak hanyut dalam arus kecenderungan global yang memudarkan batas dan identitas kebangsaan.

“Wawasan kebangsaan di ruang digital akan memperkuat karakter generasi bangsa dalam menghadapi tantangan global, menumbuhkan rasa cinta tanah air, toleransi, dan kebersamaan,” paparnya.

Adapun Astri, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Digital Safety”. Ia mengatakan, pengelabuan, pencurian data pribadi, dan berbagai jenis penipuan digital lain dapat merugikan jika kita tak cermat dan waspada dalam berinternet.

“Untuk menghindari ancaman siber, saat menerima tautan atau pesan mencurigakan, cermatilah nama domain atau nomor tak dikenal. Jangan panik, perkuat kata sandi dan pengaturan keamanan untuk melindungi akun kita, lalu laporkan ke pihak berwenang” jelasnya.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut hangat dengan pertanyaan menarik dari para peserta. Dalam webinar tersebut, panitia memberikan apresiasi berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana mengajarkan pendakwah untuk bertoleransi dan tak saling menyinggung. Narasumber menyarankan untuk memberi perhatian cermat dalam pemilihan tema dakwah yang sensitif. Gunakan bahasa yang tepat, sederhana, dan mudah dimengerti untuk menghindari kesalahpahaman serta menjaga perasaan atau keyakinan pihak lain.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.