GORONTALO,UJUNGJARI.COM– Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 18 Oktober 2021 di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Jangan Asal Pakai, Bijak Gunakan Pay Later”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, akademisi Jurnalis Indonesia, Slamet Wiryawan; Duta Ekonomi Syariah Gorontalo 2022, Prasetyo Darmawan Sumba; dosen ITB Nobel Indonesia Makassar, Fitriany; dan Bendahara Komite Perlindungan Jurnalis dan Kebebasan Berekspresi (KPJKB), Hajriana Ashadi.

Sedangkan moderator yaitu Sinta Pramucitra. Pada webinar kali ini diikuti oleh 706 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Berikutnya, Slamet Wiryawan hadir sebagai pemateri pertama dengan presentasi bertema “Go Cashless, Transaksi Digital di Era New Normal”.

Menurut Slamet, beberapa tipe transaksi digital, antara lain dompet digital, pengiriman uang lintas negara (digital remittances), serta digital commerce. Meski punya banyak kemudahan seperti cepat dan transparan, namun ada juga risiko penggunaannya, misalnya serangan virus, pencurian data, atau gangguan koneksi. “Kita harus beradaptasi dengan perubahan, kapan harus gunakan cashless dan kapan harus siapkan uang tunai,” tuturnya.

Selanjutnya, Prasetyo Darmawan Sumba menyampaikan paparan berjudul “Memahami Aturan Bertransaksi Digital”. Ia mengatakan, etika di dunia digital harus diterapkan karena semakin berkembangnya komunikasi, serta untuk menyikapi perbedaan dalam budaya, emosional, dan pendapat. Misalnya, memastikan keamanan perangkat digital, dapat mengakses layanan bantuan, serta kenali dengan baik fitur yang tersedia. “Identifikasi situs belanja yang beredar. Dunia maya dan dunia nyata itu sama saja, karena itu harus hati-hati,” ujar dia.

Pemateri ketiga, Fitriany, memaparkan materi bertema “Cara dan Legalitas Pembayaran Tagihan Online”. Menurut dia, hal-hal yang harus diperhatikan dalam membayar tagihan daring, yakni batas tempo, hindari hari libur, serta mengetahui mekanisme pembayarannya. Adapun, kiat penggunaan aplikasi pay later, antara lain mengetahui kebutuhan dan keinginan berbelanja, besaran bunga yang ditawarkan, serta hindari perusahaan ilegal. “Sebelum bertransaksi pay later, pahami perjanjiannya, mekanisme pembayaran, dan kondisi keuangan Anda,” tuturnya.

Hajriana Ashadi, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Fitur Pay Later sebagai Transaksi Berbasis Online Baru, Amankah”. Ia mengatakan, pay later merupakan metode pembayaran yang dikenal dengan istilah “sekarang beli bayar nanti”.

Menyadari jumlah denda untuk keterlambatan pembayaran serta besaran bunga yang harus dibayar, pemanfaatan fasilitas ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan atau kemampuan bayar. “Promo menarik menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang tergiur menggunakan pilihan ini,” kata dia.

Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Sinta Pramucitra. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Muhammad Sanif, bertanya tentang kiat mengantisipasi fasilitas fitur paylater yang justru mendorong konsumen menjadi boros. Menanggapi hal tersebut, Hajriana bilang, warganet harus mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan serta mengelola keuangan seperti pengeluaran rutin, membayar hutan, serta rencana masa depan.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.