MAKALE, UJUNGJARI.COM--Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, Senin (11/10) kemarin melakukan ekspose geliat pembangunan destinasi Pariwisata Tana Toraja di depan Deputi I Bidang Infrastruktur Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta.
Theo membahas pengembangan pariwisata sektor pertanian terkait agrowisata, kehutanan (hutan wisata), kesehatan, serta kebersihan dan persampahan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memaparkan kebutuhan Kabupaten Tana Toraja pembangunan dan pengembangan pariwisata, aksesibilitas, dan sarana prasarana pendukung destinasi, untuk memperkuat kapasitas destinasi,” katanya.
Pertemuan turut dihadiri perwakilan dari Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Lanjut Theo, pertemuan dengan Deputi I Kantor Staf Kepresidenan gagasan kami bahwa Toraja berpotensi berkontribusi pengembangan ekonomi nasional.
Apalagi Toraja masuk Destinasi Pariwisata Pengembangan (DPP) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Tana Toraja masuk daerah Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), juga hinterland ibukota negara baru, maka Tana Toraja sangat strategis dan vital sebagai daerah pariwisata penyangga ibukota baru. Tentunya Toraja perlu peningkatan aksesibilitas dan konektivitas, serta penambahan event-event skala nasional maupun internasional.
“Prospek pengembangan destinasi wisata baru di Tana Toraja, seperti kawasan Buntu Sarira, savana Ollon, air terjun Talondo Tallu, dan air terjun Sarambu Asing di Bittuang, Tana Toraja sangat strategis,’ ujar Theo.
Kunjungan rombongan Bupati Theo ke istana negara sekali mendayung sampai tujuan, juga bertemu Direktur Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Theo berharap ekspose di istana outputnya dari pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata mengalokasikan anggaran sebesar Rp11 miliar pembangunan sarana dan prasarana pendukung tahun depan.
Demikian pula, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 25 miliar untuk pembangunan rest area, café shop, dan stand cinderamata di kawasan agrowisata Pango-Pango.
“Termasuk Kementerian Lingkungan Hidup alokasikan anggaran penanganan persampahan di objek wisata,” pungkas Theo (agus).