MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Mahasiswa Kuliah Kerja Profesi bekerja sama Program Magister Psikologi Pascasarjana Universitas Negeri Makassar memanfaatkan momentum hari kesaktian pancasila dengan menggelar webinar nasional psikologi kebangsaan. Webinar yang berlangsung daring dan luring dipusatkan di Aula Pascasarjana UNM, Sabtu (2/10).
Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan ini terselanggara berkat kerja sama Polda Sulsel, Program Magister Psikologi UNM dan Asosiasi Psikologi Islam Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peserta yang hadir pada kegiatan ini ialah kurang lebih 300 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Modul Nusantara, Mahasiswa Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa S1 Fakultas Psikologi dan Pascasarjana UNM serta berbagai perguruan tinggi dan kalangan profesional.
Ketua panitia penyelenggara, Muhammad Bakir menyampaikan bahwa tujuan utama webinar ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pengtingnya memahami dan mengamalkan Ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara sehingga berbagai problematika yang hadir pada bangsa ini mampu menyadarkan generasi muda terkait pentingnya menjadi agent of change demi terciptanya bangsa Indonesia yang lebih baik.
Sementara itu Dekan Fakultas Psikologi UNM, Dr Muhammad Daud dalam sambutannya menyampaikan bahwa Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan ini merupakan kegiatan yang sangat strategis, karena kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian hari kesaktian Pancasila.
Ia menambahkan pada momentum hari kesaktian Pancasila ini dimanfaatkan para mahasiswa KKP di Polda Sulsel di bawah arahan pembimbing Dr H Ahmad memberikan gambaran dan pemahaman kepada generasi muda akan pentingnya mengambil nilai-nilai Pancasila untuk diaplikasikan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulfan yang menjadi narasumber menyampaikan bahwa ada dua kekuatan utama yang sangat strategis membangun dan memajukan bangsa. Pertama generasi muda dan kedua media.
“Generasi muda adalah sebagai agent of change, agent of development, agent of modernization, building education, dan fighting spirit diharapkan tampil sebagai suatu power potensial untuk membangun NKRI terutama di era industry 4.0 ini,” katanya.
Media juga tidak bisa dipungkiri di era saat ini memiliki peran yang sangat luar biasa. Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Media mampu memengaruhi domain kognitif, afeksi dan perilaku masyarakat. Apalagi dengan kemajuan teknologi akses informasi menjadi sangat mudah diperoleh terutama di media sosial online.
Sementara itu Dr Sakka Pati, dosen Hukum Unhas membawakan materi dengan tema “Pancasila Sebagai sumber Hukum Berbangsa dan Bernegara”. Ia menyampaikan generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia sepatutnya bersatu menjaga NKR, bersama mengamalkan nilai-nilai Pancasila untuk menjadi generasi pancasilais yang tangguh.
Pembicara lainnya Dr Abd. Wahid menyampaikan bahwa pancasila memiliki keistimewaan sebagai dasar negara. Oleh karena itu Pancasila dapat dipandang sebagai suatu rahmat dan karunia bagi bangsa Indonesia yang patut diaplikasikan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila menurut dia lahir dari sebuah ijtihad dari para tokoh bangsa The founding father dari kalangan ulama dan intelektual yang telah merumuskan pancasila sebagai dasar negara yang mampu merekatkan budaya dan agama.
Selanjutnya Dr H. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si, dosen Psikologi UNM dalam materinya yang berjudul “Pancasila, Generasi Cinta Damai dan Psychological Well-Being”. Beliau menyampaikan bahwa bahwa Pancasial sebagai dasar dan falsafah hidup seharusnya menjadi pedoman hidup dalam domain personal, sosial, dan domain kebangsaan.
Menurut Ahmad, pancasila sebagai falsafah hidup mampu membangun generasi muda sebagai generasi yang cinta damai, toleransi, beradab, beretika, kompeten dan berkemajuan. Dalam perspektif material- pancasila bersumber dari nilai-nilai kearifan local (local wisdom), spiritual dan religious yang sudah lama mengakar dalam tatanan kehidupan masyarakat nusantara.
Arqam Azikin, analis politik kebangsaan selaku pembicara kelima menekankan bahwa dalam konteks NKRI mahasiswa sebagai generasi intelektual harus mampu membangun dan memperkuat karakter dan jati dirinya dari nilai-nilai pancasila. Walaubagaimanapun mahasiswa(generasi muda) merupakan kekuatan utama dalam mengawal sebuah bangsa.