ikut bergabung

Verifikasi Setiap Informasi di Media Sosial Agar Terhindar dari Penyebaran Berita Bohong


Sulsel

Verifikasi Setiap Informasi di Media Sosial Agar Terhindar dari Penyebaran Berita Bohong

ENREKANG,UJUNGJARI.COM – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 21 September 2021 di Enrekang, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan webinar dengan tema “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital” ini dihadiri oleh 716 peserta dari berbagai kalangan.

Program kali ini dipandu oleh Aguslia Hidayah dengan menghadirkan empat orang narasumber, yaitu Founder Jelajah Sultra, Sumarlin; jurnalis Metro TV & pegiat konten sehat digital, Amanda Komaling; pengajar Sosiologi Universitas Tadulako, Nanang Wijaya; serta Ketua Prodi Teknik Informatika STMIK Multicom Bolmong, Michel Farrel Tomatala. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Berikutnya, Sumarlin sebagai pemateri pertama hadir dengan membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut dia, media sosial memiliki sejumlah manfaat, antara lain meningkatkan konektivitas, mencari pengetahuan baru, kegiatan kemanusiaan, berbagi informasi, promosi usaha, inovasi, sarana memerangi kejahatan, serta membangun komunitas. Adapun dampak buruknya: perundungan siber, peretasan, atau pelanggaran privasi. “Jangan umbar privasi dan selalu jaga kerahasiaan informasi pribadi,” pesannya.

Baca Juga :   DPRD Enrekang Mulai Godok Calon Pj Bupati Pengganti Muslimin Bando

Selanjutnya, Amanda Komaling menyampaikan paparan berjudul “Tips Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. Ia mengatakan, hoaks sering kali memasang judul yang bombastis, menggunakan URL palsu, serta menggunakan sumber yang tidak dikenal. Salah satu upaya untuk mengidentifikasi hoaks yaitu dengan memverifikasi foto dalam berita, misalnya lewat aplikasi Google Image. “Google akan menampilkan gambar, artikel, dan situs terkait dengan foto yang diunggah. Dari sini bisa diketahui konteks dan latar belakang sebenarnya,” jelas dia.

Pemateri ketiga, Nanang Wijaya, memaparkan materi bertema “Melawan Radikalisme dan Terorisme”. Menurut dia, radikalisme merupakan respon terhadap kondisi negara tentang politik, sosial, ekonomi, dan budaya, dalam bentuk evaluasi, penolakan, hingga perlawanan untuk diganti dengan tatanan lain meskipun dibarengi kekerasan. Radikalisme baik dalam hal keyakinan, perilaku, maupun gagasan yang tidak terkelola dengan baik dapat mengarah pada tindakan terorisme. “Untuk mengantisipasinya, harus melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan,” kata dia.

dibaca : 67

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top