MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Pada triwulan II 2021, perekonomian Sulawesi Selatan tumbuh tinggi sebesar 7,66% (year on year/yoy), berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 7,07% (yoy).

Pencapaian ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dalam sepuluh tahun terakhir yang sebesar 6,56% (yoy).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun demikian, selisih antara pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dengan nasional pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 0,59%, lebih rendah dibandingkan historis gap sepuluh tahun terakhir yang berada pada kisaran 2 s.d. 4%.

Sulawesi Selatan membutuhkan upaya bersama dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui peningkatan investasi.

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Selatan pada triwulan II 2021 mencapai Rp3,9 triliun, tertinggi diantara seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.

Dengan hasil tersebut, realisasi investasi Sulawesi Selatan pada semester pertama 2021 telah mencapai Rp10,4 triliun atau melampaui target keseluruhan tahun 2021 sebesar Rp 8 triliun.

Peningkatan investasi di Sulawesi Selatan diharapkan terus berlanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.

Pada triwulan II 2021, komponen investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Sulawesi Selatan tumbuh 7,71% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan I 2021 yang terkontraksi -1,49% (yoy). Kuatnya kinerja sektor properti dan berlanjutnya upaya hilirisasi komoditas ekspor turut mendukung peningkatan investasi Sulawesi Selatan.

Untuk mendukung keberlanjutan investasi di Sulawesi Selatan, Pemerintah Provinsi bekerjasama dengan Bank Indonesia di Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2021.

Kegiatan SSIC 2021 merupakan flagship program Forum PINISI SULTAN, yang adalah forum percepatan investasi, perdagangan, dan pariwisata Sulawesi Selatan. SSIC 2021 mengangkat tema “Revive Stronger towards Sustainable Growth” dan dilaksanakan secara virtual pada 13-14 September 2021.

SSIC 2021 dilaksanakan untuk mencari proyek investasi terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan yang akan dipromosikan di berbagai forum investasi di dalam dan di luar negeri.

Kegiatan SSIC 2021 terbuka bagi 24 Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. Masing-masing Kabupaten/Kota dapat membuat dan mengirimkan proposal Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang akan dinilai oleh dewan juri yang berasal dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Investasi/BKPM, dan kalangan akademisi.

Dr. Abdul Hayat M.Si. selaku Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Ketua Forum PINISI Sultan mendorong agar Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan terus berkreasi dan berinovasi untuk menghasilkan proyek-proyek investasi strategis.
Langkah ini diharapkan

bisa menarik perhatian para calon investor lokal dan asing, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui peningkatan realisasi investasi setiap tahunnya.

“Berbagai daya dan upaya perlu dikerahkan untuk menjaga stabilitas realisasi investasi di Provinsi Sulawesi Selatan dan menjaga pertumbuhan ekonomi kita terus berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,” demikian pernyataan Sekda Provinsi Sulsel saat membuka kegiatan SSIC 2021.

Lebih jauh, peningkatan investasi juga diharapkan bisa mendorong kesejahteraan masyarakat, salah satunya lewat penciptaan lapangan kerja.

Fadjar Majardi selaku Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Forum PINISI SULTAN dalam mendorong peningkatan investasi di Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan Bank Indonesia akan terus bersinergi dan mendukung Forum PINISI SULTAN.

Komitmen ini tidak terlepas dari peran dan fungsi advisory dan regional investor relation (RIRU) yang kami miliki dalam rangka mendukung perekonomian Sulawesi Selatan.

”Bank Indonesia berharap agar akselerasi perbaikan ekonomi Sulawesi Selatan dapat mendukung persepsi investor terhadap fundamental ekonomi Sulawesi Selatan yang kuat, sehingga bisa menjadi modal dalam meningkatkan investasi dan mempercepat pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan,” ungkapnya. (**)